Denpasar (Spotbalinews) –
Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana bertemu dengan Pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali yang diwakili Ketua PHDI, Prof. DR I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, Sekretaris I Made Raka Suwarna dan Bendahara Alit Putrawan. Juga hadir dalam kesempatan tersebut Ketua KMHDI Bali, Ketua Persadha Bali, Presiden BEM Universitas Negeri Hindu Sugriwa Denpasar, dan Sekretaris Peradah Bali. Pertemuan berlangsung di Kantor Sekretariat Bersama Lembaga Keagamaan di Gedung PHDI Bali, pada Kamis 10 September 2020.
Setelah dibuka Ketua PHDI Bali, Ari memaparkan situasi penanganan Covid-19 secara nasional, juga membahas issue-issue terkait penanganan Covid-19 di provinsi Bali. Dalam penjelasannya, Ari memberikan perhatian khusus pada ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Provinsi Bali yang rasio BOR (Bed of Accupancy Ratio) telah melewati 90%. Menurut Ari kondisi ini harus segera dicarikan jalan keluar, agar pemerintah provinsi Bali mampu menangani pasien dengan baik jika tiba-tiba terjadi lonjakan jumlah pasien. Jangan sampai ketidaksiapan1 pemerintah, menyebabkan banyak kasus tidak tertangani, yang berimbas pada menurunnya kepercayaan dan image Bali juga Indonesia dimata internasional.
Disamping antisipasi terhadap masalah tersebut, Ari juga menegaskan pentingnya menemukan strategi komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Survey yang dilakukan Litbang Kompas, memperlihatkan perbedaan pandangan masyarakat terhadap cara pemerintah dalam penanganan Covid-19. Masyarakat menengah keatas yang lebih peduli pada persoalan kesehatan cenderung lebih mendukung intervensi pemerintah yang lebih tegas, sementara masyarakat menengah kebawah yang lebih peduli pada masalah ekonomi, tidak setuju dengan berbagai intervensi pemerintah yang menyebabkan terbatasnya aktivitas mereka, khususnya aktivitas perekonomian.
Karena itu Ari minta organisasi keagamaan aktif menemukan cara komunikasi yang tepat untuk berbagai kelompok masyaarakat, sehingga penerapan protokol kesehatan berlangsung lebih efektif.
Selain itu, Ari menghimbau Satgas Covid-19 Provinsi Bali juga perlu memberikan perhatian khusus terkait dengan Hari raya Galungan dan Kuningan. Perayaan hari besar keagamaan ini berpotensi meningkatkan kontak, juga aktivitas orang berkumpul. Terkait hal ini, tokoh-tokoh agama dan masyarakat diharapkan dapat menemukan cara komunikasi yang tepat, misalnya dengan menggunakan pendekatan agama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Upaya Untuk Menggerakan Perekonomian Perlu Segera Dilakukan
Ari juga mengingatkan pentingnya upaya-upaya untuk menggerakan kembali perekonomian masyarakat. Mengingat saat ini, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi yang cukup dalam (minus 10,98%) atau paling dalam jika dibandingkan dengan 34 provinsi lain di Indonesia. Hal ini mengakibatkan dampak serius bagi pekerja freelance atau sektor informal lainnya. Berbagai cara untuk mendorong perekonomian lokal bergerak perlu segera dilakukan, setidaknya sampai vaksin Covid-19 ditemukan. Informasi terkait bantuan pemerintah juga perlu digencarkan, sehingga peluang masyarakat untuk mendapatkan bantuan semakin besar.
Beberapa masukan juga disampaikan perwakilan organisasi kepemudaan Hindu yang hadir diantaranya perlunya perhatian khusus bagi lansia, pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong, pentingnya memastikan bantuan pemerintah agar tepat sasaran dan pentingnya meningkatkan narasi-narasi positif untuk menandingi narasi negatif terutama di media sosial.
Menutup acara, Ari mengingatkan agar semua pihak belajar dari adanya pandemic Covid-19 dan segera memperbaiki kelemahan, terutama terkait dengan data. Acara kemudian ditutup dengan penyerahkan bantuan 45 ribu masker yang masing-masing diberikan kepada PHDI sebanyak 10 ribu; Peradah 10 ribu; KMHDI 10 ribu; Persadha 5 ribu, Universitas Sugriwa 5 ribu dan UNHI 5 ribu masker. (Rls)