Denpasar (Spotbalinews) –
Pembangunan Pasar Anyar Pitik Sari yang dimulai sejak Juni 2019 akhirnya rampung 100%. Ratusan pedagang tampak mulai membuka lapak dan kios di pasar tradisional yang tampil modern tersebut. Pasar bersih, kering dan sehat ini dibangun di atas lahan seluas 60 are. Dari luas lahan itu, seluas 22 are adalah bangunan dan sisanya 44 are diperuntukkan untuk parkir kendaraan pengunjung pasar.
I Nyoman Kertajaya, Kelian Adat Pitik Sari saat acara Pemlaspas dan peresmian pasar setempat, Rabu (2/9/2020) mengatakan ratusan pedagang telah difasilitasi layanan transaksi digital atau nontunai melalui QR Code Indonesia Indonesian Standard (QRIS) Bank BPD Bali yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.
“Pada era Covid-19 ini masyarakat dan pedagang diedukasi melakukan transaksi nontunai melalui QRIS BPD Bali. Yakni cara berbelanja yang mudah, cepat dan aman masyarakat akan terhindar dari penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Kata dia, dengan adanya Pasar Anyar Pitik Sari mampu melaksanakan kegiatan ekonomi dan bisa meningkatkan kehidupan masyarakat adat setempat. “Pasar ini kita bangun secara tradisional, dimiliki oleh adat dengan pengelolaan modern dan kebersihannya bisa terjaga. Ini yang menjadi kebanggaan kami di Banjar Pitik khususnya dan Desa Adat Pedungan yang merupakan salah satu menjadi tonggak atau sejarah,” ucap Kertajaya.
Pembangunan pasar ini menghabiskan total biaya Rp 4,5 miliar yang didanai oleh 3 lembaga yaitu diantaranya pemerintah pusat dan daerah senilai Rp 2,7 miliar, sedangkan dana dari masyarakat adat Rp 1,8 miliar. “Harapan kita bagaimana masyarakat bisa membangun ekonomi. Pasar Anyar ini menyajikan protokol kesehatan dengan menyediakan tempat cuci tangan, penyanitasi tangan, jaga jarak dan menggunakan masker,” jelasnya.
Sementara itu I Made Sudira Kepala Pasar Anyar Pitik Sari menyebutkan jika pasar trandisional modern tersebut memiliki 45 kios dan 118 lapak. “Dari sekian lapak kita sudah sajikan dengan modern dibagi per blok diantaranya blok ikan segar, daging, tahu, sayur mayur, sembako dan peralatan upakara serta jajanan basah,” sebutnya.
Sebagai pengelola pasar pihaknya mengaku sangat senang karena bisa bergabung dengan Bank BPD Bali yang menyediakan transaksi digital. Sebab, digitalisasi ini mampu mempermudah proses jual beli di Pasar Anyar Pitik Sari. “Mengingat anjuran pemerintah di masa Covid-19 ini kita tidak menggunakan uang tunai. Semua pedagang menggunakan QRIS dan sebagai nasabah Bank BPD Bali. Pedagang sudah semua dianjurkan untuk membuat rekening BPD Bali dan semua pedagang sudah dipasang Barcode QRIS,” terang Sudira.
Menurut dia, disamping transaksi jual beli, penarikan retribusi pasar juga menggunakan QRIS Bank BPD Bali. “Terkait kebersihan, kami sudah siapkan tenaga kebersihan 6 orang setiap hari dan bekerja sama dengan DKP. Harapan kepada Bank BPD Bali tetap bekerja sama bersinergi dalam pengelolaan keuangan,” harapnya.
Kepala LPD Adat Pedungan, Suardana mengatakan jika saat ini LPD Adat Pedungan bersinergi dengan Bank BPD Bali mendukung kegiatan di Pasar Anyar Pitik Sari dalam rangka untuk menunjang suksesnya program pemerintah guna meratakan ekonomi kerakyatan. “Kita tidak boleh mengabaikan momen-momen masyarakat Adat Banjar Pitik khususnya dan masyarakat Adat Pedungan yang dalam hal ini menjadi harapan kita di LPD dan Bank BPD Bali untuk membangun ekonomi. Terimakasih Bank BPD Bali semoga selalu bersinergi dan LPD jaya di dalam membangun ekonomi kerakyatan yang menjadi program pemerintah sehingga masyarakat menjadi sejahtera,” katanya.
Putu Dharmapatni, SE, MM, Kepala Cabang BPD Bali Kantor Cabang Utama Denpasar didampingi Kepala Capem Teuku Umar, Ida Bagus Suryakanta Pidada, Kabid DJA BPD Bali Cabang Utama Denpasar, Made Dwi Pramana SE dan Anak Agung Bagus Dharma Putra, Kabid Kredit di BPD Bali Cabang Utama Denpasar menyampaikan target QRIS yang ditetapkan untuk Cabang Utama Denpasar
“Sudah tercapai 1.350 merchant di akhir bulan Agustus ini. Sehingga hanya sisa sebanyak 150 merchant. Kami optimis tercapai di bulan September ini,” ucap Dharmapatni.
Di samping itu pula lancarnya acara hari ini berkat dukungan penuh dan spot dari Dinas peridustrian dan perdagangan (DISPERINDAK )kota Denpasar yang selama ini mendukung dua program kita di bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar
Selanjutnya, Bank BPD Bali akan secepatnya menggarap e-retribusi setelah pengelola Pasar Anyar Pitik Sari menetapkan biaya operasional untuk tiap pedagang. Saat ini seluruh pedagang di pasar ini sudah terdaftar sebagai merchant QRIS Bank BPD Bali yang dikelola oleh Kantor Kas Pemogan yang disupervisi oleh Kantor Capem Teuku Umar dibawah Kantor Cabang Utama Denpasar.
“Di sini juga sudah ada 1 agen Mailaku yang dapat melayani masyarakat/pedagang untuk membantu menerima beraneka ragam jenis pembayaran,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Kota Denpasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi yang selama ini telah memberikan dukungan penuh kepada Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar. Dimana sinergi yang selama ini sudah berjalan sangat baik menjebatani UMKM binaan untuk dapat dipromosikan produknya oleh Bank BPD Bali.
“Seperti kegiatan hari ini kami turun ke lapangan ditengah peresmian Pasar Anyar Pitik Sari Pedungan, untuk dapat mempromosikan kredit usaha rakyat (KUR) untuk ikut bergabung menjadi debitur di Bank BPD Bali. Karena KUR ini plafonnya sangat terbatas. Bagi UMKM Bali mari mengajukan kredit sehingga perekonomian Kota Denpasar, Bali dan nasional tumbuh tentunya,” beber Dharmapatni.
Sementara itu I Nyoman Sumanaya, SE, MM, Direktur Bisnis Non Kredit Bank BPD Bali mengungkapkan aset Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar hingga 1 September 2020 mencapai Rp 5,5 triliun lebih. “Pencapaian kredit pun di Cabang Utama Denpasar sudah diatas 100% untuk target di bulan Agustus 2020,” ungkapnya.
Kegiatan peresmian dan Pemlaspas Pasar Anyar Pitik Sari dihadiri Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Direksi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dan Desa Adat Pedungan serta Banjar Pitik Sari. Pada kesempatan itu dilakukan penandatanganan prasasti oleh Walikota Denpasar dan secara langsung melakukan transaksi QRIS.
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, di pasar ini pembayaran sudah melalui elektronik menggunakan QRIS BPD Bali sehingga transaksi pun menjadi aman. Pasar ini pun adalah ekonomi kerakyatan yang memberikan peluang dan kesempatan kepada UMKM dan masyarakat.
“Ini pasar yang sudah direvitalisasi jadi tingkat kebersihannya, penggunaan plastik sedikit dan penggunaan transaksi digital juga sudah ada. Jadi siap bersaing. Dengan ini memberikan kesempatan kepada masyarakat ekonomi mikro, kecil supaya bisa hidup berdampingan di dalam globalisasi ini. Masalah mutu kebersihan dan teknologi sama dengan pasar-pasar yang ada. Di masa pandemi ini tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik sehingga perputaran ekonomi semakin lancar pungkasnya.( Yes)