Gianyar (Spotbalinews) –
Desa Adat Temesi Kabupaten Gianyar merupakan Desa pertama di Bali yang memiliki Pertashop yang menjual bahan bakar minyak (BBM) secara legal dari Pertamina yang diresmikan oleh Bupati Gianyar, Agus Mahayastra di desa adat setempat, yang di kelola oleh BUPDA atau badan padruen Desa Adat Kamis (28/1/2021). Pertashop ini beralamat di Jalan Raya Pegesangan Banjar Pegesangan Desa Adat Temesi Gianyar.
Acara peresmian ini juga dihadiri Wakil Bupati Gianyar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Camat Gianyar, Perbekel dan juga Bendesa Adat pendamping. Bendesa Adat Temesi, I Gusti Made Mastra menyatakan, Pertashop adalah Badan Usaha Milik Desa Adat yang menjual BBM jenis Pertamax yang merupakan produk dari Pertamina.
Pertashop di Desa Adat Temesi ini berukuran 17,5 meter yang dibangun permanen menghabiskan biaya sekitar Rp 400 juta lebih. Biaya tersebut diambil dari kas desa adat di tambah dari Lembaga Perkreditan Desa setempat sebesar 20%. Kata dia, sesuai dengan Perda, termasuk Peraturan-peraturan Pemerintah hal ini tujuannya untuk membuka lapangan pekerjaan di desa Adat.
“Artinya biar masyarakat itu kan, seperti kita di Bali ini mengurangi Peturunan/iuran, mengurangi kemiskinan, dengan adanya pendapatan kan otomatis mengurangi angka kemiskinan ke depannya,” ucap Mastra.
Menurut dia, dengan dibukanya Pertashop, sementara ini sudah melibatkan 3 orang tenaga kerja. Ke depannya direncanakan akan menampung paling sedikit 10 orang tenaga kerja. “Bapak Bupati Gianyar mengapresiasi keberadaan Pertashop ini. Pertamina tahun 2020 mengeluarkan program untuk Pertashop ini hanya 30 saja di Bali,” sebutnya.
Nantinya dikatakan Mastra, keuntungan dari Pertashop ini akan dibagi 80% untuk desa adat dan 20% untuk pemilik lahan tempat berdirinya Pertashop. “Sistem dari Pertashop ini, Pertamina langsung yang mengisi BBM. Tinggal transfer saja, pembayarannya lewat elektronik nanti kita akan berkerja sama dengan Bank BPD Bali semuanya,” ucapnya.
Pertashop milik Desa Adat Temesi tersebut disebutkan Mastra mampu menampung 3.000 liter Pertamax. “Andai kata habis 2 hari, pasti ada dikirimkan, ini tujuannya, dasar Pertamina itu harus dari Pertashop terlebih dahulu,” katanya.
Rencana pada 2022 jika perkembangannya bagus maka jenis BBM yang dijual di Pertashop Desa Adat Temesi akan ditambahkan Pertalite, Solar maupun gas Elpiji. Ia berharap, 905 warga Temesi ditambah penduduk pendatang sekitar 300 orang ini dapat memanfaatkan Pertashop Desa Adat Temesi.
“Kalau perhitungan saya terdapat sepeda motor 2000 unit, kendaraan roda 4 sebanyak 100 lebih, belum lagi truk ada 10 di desa adat kami. Selain itu lalulalang jalan raya di depan Pertashop ini saya yakin bisa berjalan. Saya survei kendaraan yang lewat untuk roda 2 dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore kisaran 6.000, roda 4 sekitar 2.000 unit, roda 6 sekitar 1.000 unit, sudah di survei ini. Semua dasarnya survei pengkajian saya begitu. Saya bahkan mengundang pengkajian Provinsi Bali, pengkajian provinsi yang dipakai gubernur saya undang saya gunakan narasumber,” beber Mastra.
Ia memprediksi mampu menghabiskan BBM 800 sampai 1.000 liter per hari.
“Kalau ini dalam pengkajian yang sudah saya buat, nyari untung bersih Rp 600 ribu sudah gampang per hari, makanya saya minta kesadaran masyarakat harus rasa memiliki yang tinggi, menjaga dan memanfaatkan, kita yang punya, masyarakat untuk masyarakat ini, kesadarannya harus tinggi, sekarang mobil saja paling tidak beli minyak Rp 200 sampai Rp 300 ribu, kalau sepeda ya bisa Rp 20 ribu,” paparnya.
Bupati Gianyar, Agus Mahayastra mengaku bangga memiliki desa yang inovatif seperti ini, dengan modal yang tidak terlalu besar. “Saya yakin desa-desa di Gianyar bisa meniru membuat sebuah usaha yang menguntungkan untuk desanya sendiri,” ucapnya. (Yes)