
Mangupura (SpotBaliNews) –
Kepemimpinan Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai resmi berpindah dari Haruman Sulaksono ke Herry A.Y Sikado.
Didampingi Kepala Humas Bandara I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, beberapa hal menjadi penekanan Herry A.Y Sikado sekembalinya mengemban tugas sebagai nakhoda di Bandara Ngurah Rai, di antaranya optimalisasi pergerakan pesawat, dan penumpang, penataan arus kendaraan di areal terminal domestik maupun internasional, serta penyedian transportasi publik.
“Kami akan memanfaatkan lahan yang ada untuk peningkatan layanan kepada para pengguna jasa,” usai acara pisah sambut General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Hotel Bintang Bali Resort Kuta, Kamis (18/7/2019).
Lanjutnya, luas bandara Ngurah Rai sangat terbatas, sehingga pihaknya terpaksa memanfaatkan fasilitas bandara yang ada saja sekarang. “Luas lahannya yang kurang lebih 285 hektare ini yang kita manfaatkan, baik untuk peningkatan layanan, maupun kapasitas di air side maupun land side,” ungkapnya.

PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga akan melakukan penambahan slot penerbangan. Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali Nusra dikatakan Herry sudah menyetujui penambahan dua slot penerbangan. Diperkirakan pengisian dua slot itu dapat direalisasikan paling lambat Oktober 2019.
Ia mengakui, permintaan slot dari maskapai penerbangan asing sangat tinggi. Setidaknya terdapat maskapai asing dari tiga negara masuk daftar tunggu di Bandara Ngurah Rai. “Kita prioritaskan untuk luar negeri (penerbangan internasional). Yang kedua adalah yang pesawat yang wide body yang besar,” jelasnya.
Penambahan dua slot dipastikan memberikan dampak positif terhadap pergerakan pesawat, dan penumpang. Hanya saja diperlukan berbagai hal, di antaranya persiapan fasilitas penunjang.
“Jadi kalau dia nambah dua, berarti kita harus menyiapkan fasilitasnya berapa, impactnya dari penambahan itu apa saja. Itu yang harus kita siapkan fasilitasnya,” kata Herry A.Y Silado.
Ditanya potensi pengisian slot penerbangan tengah malam, Herry menyebut hal itu belum dimungkinkan. Alasannya saat ini tengah dilakukan pemeliharaan landasan pacu di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pemeliharaan berupa overlay runway dilaksanakan mulai Pukul 02.00 WITA hingga Pukul 07.00 WITA.
“Bahwa kita sekarang lagi melakukan overlay, pemeliharaan runway. Jadi otomatis mulai dari jam 2 sampai jam 7 pagi, kita tutup. Jadi berarti itu tidak bisa diterbangin, karena kita lagi melakukan pemeliharaan runway. Dan itu tidak bisa ditunda-tunda, kalau pemeliharaan runway,” imbuhnya.
Terlebih, pertengahan tahun 2019 ini, Pulau Dewata beberapa kali didarati oleh penerbangan baru. Setelah akhir bulan Mei lalu maskapai asal Vietnam VietJet Air resmi menghubungkan Ho Chi Minh City dengan Bali, Rabu (17/07) sore, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali menyambut kedatangan penerbangan perdana maskapai asal Turki, Turkish Airlines.

Pesawat dengan nomor penerbangan TK-66 tersebut mendarat dengan mulus di runway Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Rabu sore pukul 18.46 WITA setelah sebelumnya mengudara dari Bandar Udara Istanbul, Turki, pada pukul 01.53 dini hari waktu setempat di hari yang sama.
Diketahui dari manifest penumpang, sebanyak 258 penumpang, dengan rincian 250 penumpang dewasa dan 8 penumpang anak-anak diangkut oleh pesawat dengan tipe Boeing 787-9 atau sering juga disebut sebagai Boeing Dreamliner. Penerbangan ini juga merupakan penerbangan langsung atau direct flight dari Istanbul ke Bali, dengan jarak tempuh total kurang lebih sejauh 10.350 km.
Satu fakta menarik dari penerbangan ini adalah bahwa Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali memperoleh kehormatan sebagai bandar udara internasional pertama yang melayani armada pesawat Boeing 787-9 dari Turkish Airlines. Saat ini, Turkish Airlines terus menerus melakukan peremajaan armada, dengan mengoperasikan 2 armada Dreamliner, serta 23 pesawat lagi yang sedang dalam proses order.
Setelah burung besi berbadan besar tersebut berhenti sempurna di parking stand nomor 19, para penumpang kemudian bergerak memasuki areal aula kedatangan di Terminal Kedatangan Internasional, dengan sambutan meriah berupa Tarian Sekar Jagad dan pengalungan bunga bagi para penumpang. Dalam penyambutan penumpang inaugural flight tersebut, hadir pula sejumlah tamu undangan dari berbagai instansi, di antaranya adalah dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, serta dari jajaran pejabat instansi komunitas bandar udara.
Herry A.Y. Sikado, sangat antusias dengan dibukanya penerbangan langsung dari Turki menuju Bali tersebut. “Mewakili manajemen, kami sangat menyambut baik dan sungguh antusias dengan pembukaan rute penerbangan baru dari kawasan Eurasia ini. Dengan dibukanya rute Istanbul – Bali, tidak hanya akan memberikan kemudahan akses menuju Bali bagi wisatawan asal Turki saja, tetapi juga kepada para wisatawan di negara di sekelilingnya,” ujarnya.
Menurut jadwal, penerbangan rute Istanbul – Bali akan dilayani sebanyak tiga kali dalam satu minggu, yaitu setiap hari Rabu, Jum’at, dan Minggu. Rute ini dilayani oleh pesawat dengan nomor penerbangan TK-66, dengan waktu keberangkatan pada pukul 1.30 waktu setempat, dan tiba di Bali pada pukul 19.30 WITA. Setelah mendarat di Bali, pesawat yang sama akan melanjutkan penerbangan kembali ke Istanbul pada pukul 21.00 WITA, dengan menggunakan nomor penerbangan TK-67, dengan dijadwalkan mendarat di Istanbul pada pukul 05.25 waktu setempat di hari berikutnya. Penerbangan ini juga dijadwalkan terbang setiap hari Rabu, Jum’at, dan Minggu.
“Pada tahun 2018 lalu, kami mencatat terdapat 10.658 wisatawan asal Turki yang mengunjungi Bali melalui bandar udara. Sementara hingga bulan Juni tahun ini terdapat 4.715 wisatawan. Angka ini relatif masih belum cukup banyak jika dibandingkan dengan kunjungan dari negara-negara lainnya. Dengan dibukanya rute baru oleh Turkish Airlines ini, kami berharap dapat semakin memberikan kemudahan bagi para wisatawan asal Turki dan negara sekitarnya untuk menuju ke Bali,” lanjut Herry.
Hingga bulan Juni 2019, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali mencatat telah melayani sebanyak 2.924.996 wisatawan mancanegara. Angka ini naik tipis sebesar 1,1% dibandingkan dengan data di periode yang sama di tahun 2018 lalu. Semester pertama 2018, tercatat sebanyak 2.892.302 wisatawan mancanegara masuk ke Bali melalui jalur udara.
Dengan jarak tempuh sejauh ini, mencatatkan penerbangan ini sebagai long haul flight atau penerbangan jarak jauh yang dilayani oleh Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali. Hal ini juga menegaskan bahwa secara infrastruktur, bandar udara kebanggaan masyarakat Bali ini mampu melayani pesawat berbadan lebar dengan jarak tempuh jauh, seperti sebelumnya telah mampu melayani penerbangan langsung maskapai asal Rusia, Aeroflot-Rossiya yang melayani rute Moskow – Bali, dan penerbangan Garuda Indonesia rute London – Bali yang keduanya memakai pesawat jenis Boeing 777-300ER.
“Rute baru ini menjadikan jumlah rute internasional yang kami layani saat ini berjumlah 47 rute. Turkish Airlines juga menjadi maskapai asing ke-32 yang saat ini beroperasi melayani rute yang melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali,” tandas Herry. (aya)