Jadi “Pilot Project”, Pegadaian Kanwil VII Gelar Grand Final “Start Up Competition 2019”

Acara Pegadaian Bali Start Up Competition 2019, Senin (25/11/2019) di gedung Agrokomplek lt4, Unud, Sudirman

Denpasar (SpotBaliNews) –
Kompetisi Startup Pegadaian 2019 (Pegadaian Startup Competition 2019) kini menjadi program rintisan nasional. Pegadaian Wilayah VII menginisiasi proyek yang bertujuan melahirkan banyak pengusaha muda atau milenial di Bali.

Menurut Pemimpin Wilayah (Pinwil) PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah, di sela-sela acara Pegadaian Bali Start Up Competition 2019, Senin (25/11/2019) di gedung Agrokomplek lt4, Unud, Sudirman, program ini merupakan wadah kepada anak-anak muda untuk berkompetisi bagaimana bisa mengembangkan ide yang kemudian bisa dikreatifkan. “Pegadaian Bali Start Up Competition wadah bagi generasi muda dalam menumbuhkan daya saing,” katanya.

Lanjutnya, pihaknya mendukung program presiden dan juga Gubernur Bali supaya tahun 2020 generasi milenial bisa lepas landas. “Jadi 40 orang yang sekarang masuk di grand final bisa menjadi mentor bagi yang lain,” tuturnya.

Kadis Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, Gede Indra, didampingiPemimpin Wilayah (Pinwil) PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah

Sebagai program yang bisa dibilang Bali sebagai pilot project start up competition, menurut Nuril ide di awal bisa dijadikan contoh buat yang lain. “Di samping Pegadaian mencari uang tapi bagaimana peran serta kami dalam menumbuh kembangkan start up di tanah air,” imbuhnya seraya menegaskan, Pegadaian ingin hadir memberikan kemanfaatan pada semua orang termasuk generasi muda.

“Dengan cara apa, salah satunya dengan menggelar Pegadaian Bali Start Up Competition yang pertama di Bali,” imbuhnya.

Kata Nuril, program yang menggandeng International Council for Small Business (ICSB) Bali, Indonesia Marketing Association (IMA) Bali dan Inkubator Bisnis Unud ini dilirik Direksi Pegadaian Pusat yang merasa program memberdayakan kaum muda untuk berwirausaha ini sebagai sebuah terobosan cukup cerdas.

“Program ini dilirik Pegadaian Pusat karena secara nasional program ini baru diadakan di wilayah VII. Tidak menutup kemungkinan akan dijadikan program nasional dan akan dikembangkan untuk wilayah lainnya sehingga ke depan bisa dilakukan dalam skala yang lebih luas, tidak hanya di Bali saja,” ungkap Nuril.

Dengan dilibatkannya ICSB Bali, IMA Bali dan Inkubator Bisnis Unud, Nuril berharap terjadi sinergi yang semakin kuat diantara lembaga atau institusi yang bergerak di bidang pengembangan UMKM.
“Sinergi yang semakin kuat antar berbagai unsur sangat penting untuk keberlanjutan pendampingan usaha terutama kepada para wirausaha pemula,” tegas Nuril.

Sementara itu, menurut Kadis Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, Gede Indra, dalam meningkatkan daya saing UMKM,  pemerintah tak bisa berjalan sendiri, diperlukan dorongan dari stake holder lainnya, semisal salah satunya BUMN dalam hal ini PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar.

“Daya saing Koperasi dan UMKM kita harus naik kelas dalam meningkatkan kualitas produk, tidak saja untuk dalam negeri tapi juga ekspor,” jelas Gede Indra

Lanjutnya, keberadaan BUMN, perguruan tinggi dan media jauh sangat penting dalam mendorong pertumbuhan UMKM di Bali khususnya. “Saya atas nama pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi PT Pegadaian yang sudah memelopori kegiatan start up bagi generasi muda di Bali,” sebutnya.

Tentu saja kegiatan semacam ini menurut Gede Indra merangsang atau turut menumbuh kembangkan generasi milenial untuk berinovasi, berkreativitas dan tentunya bisnisnya akan tumbuh dengan adanya bimbingan dari para pakar yang difasilitasi oleh PT Pegadaian. “Saya berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan, bukan hanya tahun ini saja. Karena tantangan kedepan semakin berat jadi siapa yang eksis, dia yang unggul,” tambahnya.

Bali dengan penduduk sekitar 4,3 juta jiwa bisa jadi potensi pasar ditambah jumlah wisatawan yang 40 persen datang ke Bali, tentu ini menjadi potensi pasar yang luar biasa. “Belum lagi bonus demografi, dimana kalangan milenial paling suka travelling. Jadi produk-produk UMKM harus menyasar pada golongan milenial tadi, ternasuk kelompok wisatawan,” tandasnya. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.