Jelang Lebaran, Kredit dan Penarikan di BPR Kanti Stabil

Acara buka puasa BPR Kanti bersama awak media, Jumat (31/5) di kantor BPR Kanti Batu Bulan.

Gianyar (SpotBaliNews) –
Menjelang Lebaran tahun ini, tidak serta merta mempengaruhi kredit dan Penarikan di BPR Kanti, dengan kata lain tergolong stabil. Pasalnya, dari sisi geografis di Bali adalah penduduknya sebagian besar Agama Hindu yang tidak begitu menjadi adanya penarikan yang besar di Lebaran tahun ini. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti), Made Arya Amitaba, pada acara buka puasa bersama awak media, Jumat (31/5) di kantor BPR Kanti Batu Bulan.

“Kami juga di BPR Kanti mengikuti program bank umum, yakni libur tanggal merah saja dalam rangka liburan Idul Fitri, sehingga tidak bisa melakukan aktivitas secara normal Seperti hari biasanya. Tidak hanya dari sisi dana, dari sisi pencairan kredit pun tidak bisa dilakukan,” ujarnya.

Katanya, dari sisi non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah, bank perkreditan rakyat (BPR), masih cukup tinggi, yakni NPL BPR Kanti masih berada di atas 5 persen.

Made Arya Amitaba

“Kuartal I kinerja BPR Kanti, syukur dalam koridor yang tetap sesuai dengan progres dan target yang kami lakukan karena kami lakukan optimalisasi penyaluran kredit,” katanya. Analisa pemberian kredit dalam menjaga NPL, telah disesuaikan dengan SOP dalam proses pencarian dan analisa kreditnya. Walau demikian, ia tak memungkiri akan tetap ada potensi NPL.

NPL di atas 5 persen, kata dia, juga disumbang dari kondisi ekonomi yang belum stabil sehingga berdampak pada industri perbankan dan BPR. “Dua tahun terakhir memang berat, bahkan banyak BPR yang NPLnya di atas 5 persen,” katanya. NPL ini juga merupakan warisan dari industri 3 tahun lalu, yang salah satunya dipengaruhi sektor properti.

Untuk itu, 2 tahun belakangan BPR Kanti sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit dan sangat memperhatikan kualitas kredit serta meningkatkan penyaluran kredit. Apalagi kinerja pertumbuhan BPR Kanti 2019 dibanding 2018, juga menurun. Aset minus 9 persen, kredit minus 7 persen,dan tabungan minus 23 persen. Data ini perbandingan 2018 hingga Mei 2019.

BPR Kanti juga melakukan strategi dengan menambah sumber daya manusia (SDM) hingga 20 persen, khususnya di bagian marketing dengan porsi hingga hampir 90 persen. “Tujuannya agar fokus ke penyaluran kredit dan meningkatkan kualitas kredit yang didapat, sehingga peran BPR Kanti bisa dirasakan oleh masyarakat dan kinerja membaik,” katanya. Dengan meningkatkan SDM ini, kata dia, penyaluran kredit akan naik dan berakibat bisa menekan NPL yang ada.

Dengan masuknya SDM baru, dan dengan pelatihan sehingga memotivasi SDM meningkatkan kinerjanya. “Tahun ini target kami penyaluran kredit diharapkan tumbuh 18-20 persen. Dengan peningkatan jumlah SDM dengan peningkatan kemampuan kompetensi SDM tentu harapan itu bisa diwujudkan. Realisasi kredit tahun lalu tumbuhnya 12 persen,” katanya.

Upaya lainnya, untuk menekan NPL adalah menyelesaikan kredit yang sudah menjadi NPL melalui pendekatan secara persuasif, mencari pembeli dengan melakukan penyerahan agunan oleh debitur sehingga penyelesaian bisa selesai tanpa jalur hukum. “Jadi nasabah rela menyerahkan agunannya. Dan menyampaikan informasi terkait penawaran yang ada dan diupayakan sesuai dengan harga yang diinginkan debitur,” katanya. Harapannya hingga akhir tahun 2019, NPL BPR Kanti bisa turun walaupun belum bisa di bawah 5 persen.

Sumbangan NPL, kata dia, disumbang dari sektor properti dan turunannya. Seperti bahan bangunan, usaha yang terkait properti dan sebagainya. Apalagi banyak debitur yang bergerak di sektor properti, namun tidak memiliki basic properti. Hingga saat ini, sektor perdagangan masih menjadi fokus penyaluran kredit BPR Kanti. “Sektor perdagangan mendominasi sampai 65 persen,” tandasnya. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: