Mangupura (SpotBaliNews) –
Saat ini penggunaan uang elektronik semakin marak, sebagai salah satu pilihan instrumen pembayaran non tunai selain kartu debit dan kartu kredit. Uang elektronik bisa digunakan untuk melakukan banyak transaksi, seperti berbelanja, bayar tol, tiket transportasi, dan lain-lain.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) bersama industri jasa keuangan lainnya berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan perlindungan dan pelayanan konsumen keuangan.
Menurut Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Elyanus Pangsoda, di sela-sela acara peresmian cabang baru Bank Commonwealth, Kamis (12/9) di jalan Sunset Road, Kuta, aspek perlindungan konsumen itu penting karena dapat memberikan transparansi kepada nasabah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada sektor jasa keuangan.
Selain itu, meyakinkan kepada masyarakat bahwa produknya aman, data nasabah dapat terjaga dengan baik, serta memastikan bahwa pelaku industri jasa keuangan tidak melakukan penyalahgunaan terhadap konsumennya.
Menurutnya, OJK senantiasa turut mendukung program BI, khususnya dalam menyediakan sistem pembayaran dengan teknologi pembayaran yang inovatif, efisien, aman dan mudah digunakan masyarakat, salah satunya melalui program cashless society, program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), dan gerakan nasional non-tunai lainnya.
Sejauh ini, BI dan OJK telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mendukung peningkatan dan pelayanan konsumen.
Di antaranya dengan menerbitkan regulasi terkait, mengadakan sosialisasi di sekolah, universitas, serta komunitas untuk lebih mengenal pasar modal, mengajak masyarakat untuk mulai melakukan transaksi pembayaran non-tunai, juga sosialisasi mengenai waspada penipuan berkedok investasi yang akhir-akhir ini marak terjadi.
Presiden Direktur JNE Express, Mohamad Feriadi menuturkan bahwa pihaknya tengah mencoba melakukan berbagai inovasi baru guna meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. “Salah satunya masuk ke sistem pembayaran cashless, sesuatu yang sangat umum, ini salah satu potensi bisnis yang bisa dikerjakan ke depan. Sebagai perusahaan tuan rumah sendiri, kami kembangkan infrastruktur, SDM, dan evaluasi, supaya pelanggan dapat layanan sebagaimana yang diharapkan,” ujarnya.
Layanan cashless ini akan dilakukan melalui dua hal, yakni melalui kerja sama dengan berbagai e-commerce atau platform dagang elektronik yang memasukkan tagihan pengiriman ekspress di dalam resinya, sehingga penjual tidak perlu lagi membayar layanan pengiriman saat mengirimkan barang melalui JNE.
Metode cashless kedua yakni dengan membangun kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang ada di Indonesia yang pada akhirnya memungkinkan ada pilihan pembayaran non-tunai saat pelanggan mengirimkan barang.
Sementara itu, targetnya, penerapan cashless ini dapat diimplementasi pada tahun ini. Pasalnya, pengiriman JNE dan transaksi e-commerce dalam salah satu platform sudah menggunakan layanan cashless ini. “Inovasi ini guna menjangkau pelanggan secara keseluruhan, sudah bukan zamannya transaksi tunai, kita sudah sampai ketika kita sedang melakukan set up salah satu partner kami di Singapura, kolaborasi bersama, semua payment method, semua ada,” jelasnya.
Dia menegaskan, langkah ini guna menyasar pelanggan yang sudah ada termasuk pelanggan yang belum pernah menggunakan layanan pengirimannya. Keunggulan cashless, menurutnya, dapat mempercepat proses bisnis dan mengamankan transaksi. “Tentunya tidak pakai uang tunai, bisnis lebih aman, baik, dan kecepatan bisa mengakselerasi bisnis kami ke depan,” imbuhnya. (aya)