Gianyar (SpotBaliNews) –
Enema kopi merupakan salah satu bagian dari pengobatan alternatif yang lagi tren saat ini. Enema kopi adalah teknik pengobatan alternatif yang memiliki tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih tertinggal di dalam usus. “Dalam hal ini, teknik enema kopi dapat membantu seseorang yang sedang mengalami sembelit atau susah buang air besar,” ujar Penggiat enema kopi sekaligus Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, didampingiĀ Instruksi dan Caregiver enema kopi, Sanny Andari dan Wen Zhong Accupresure Center, Sinshe Widjaja Iwan, pada acara seminar mari SEHAT bersama BPR Kanti, Sabtu (30/11/2019) di gedung Pusdiklat BPR Kanti Batu Bulan, Gianyar.
Lanjutnya, terlebih, beberapa orang percaya enema kopi tak hanya sekedar obat pencahar saja, tetapi dapat mengeluarkan racun, merangsang aliran empedu, serta meningkatkan produksi enzim tubuh yang berfungsi untuk mencegah kerusakan sel.
“Selain itu, manfaat lain yang bisa didapatkan dengan melakukan teknik ini yaitu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghilangkan bakteri dan kuman penyakit yang ada di dalam sistem pencernaan, hingga membantu membunuh sel kanker,” ungkapnya.
Melihat berbagai macam khasiatnya, tidak heran jika enema kopi masih diburu oleh banyak orang sebagai salah satu alternatif terapi kesehatan. “Sayangnya, terapi ini masih kurang dikenal, padahal, dengan pengaplikasian yang benar, terapi ini memberi banyak manfaat kesehatan. Untuk itu kami sosialisasikan enema kopi kepada karyawan kami dan kepada kalangan perbankan,” jelasnya.
Katanya, nenek kita secara tradisional sering sekali membersihkan banyak barang dengan mempergunakan bubuk kopi, sehingga khasiat kopi tidak perlu diragukan lagi. “Terlebih harga peralatan untuk terapi enama kopi ini cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 27.500,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Instruksi dan Caregiver enema kopi, Sanny Andari.
“Pola makan buruk, alkohol, minim makan buah-serat niscaya akan menghasilkan sampah di tubuh,” ujarnya.
Ia akan menumpuk di usus besar, terutama di areal perut sebelah kiri bawah dekat anus. Tumpukannya sulit dibuang keluar, karena minim serat. Tumpukan itu karena gak dibuang-buang, umumnya akan mengeras, menjadi kerak dan bertengger lama dalam usus besar. Ini akan berefek buruk pada kesehatan.
“Terapi enema Kopi jadi alternatif, serta aman dilakukan setiap hari, karena tidak menimbulkan efek merusak kerja peristaltik usus yang umum ditemui di obat pencahar,” katanya.
Disinggung mengenai bagaimana cara melakukan Enema Kopi? Pertama pengguna harus punya kopi organik terpercaya dan kantung enema. Lalu jerang kopi dalam 1 liter air, selama sekitar 10-12 menit. Diamkan hingga bersuhu sekitar 35-40 derajad celcius, masukan ke kantung. Gantung kantung di tempat lebih tinggi dari Anda, masukan selang dalam anus sekitar 3-5 cm, lepaskan penjepit selang, biarkan larutan masuk. Diamkan sebentar dalam tubuh. Sekitar 5 menit. Atau tergantung reaksi yang diperlihatkan tubuh. Kemudian keluarkan kotoran tersebut.
“Enema Kopi berbeda dengan metode Colon Hydro Therapy, karena hanya mempergunakan alat dorong berupa gravitasi, bukan tenaga mesin,” jelasnya.
Kafein pada ekstrak kopi yang dimasukkan ke dubur akan melewati otot polos pada usus kecil dan menyebar hingga ke hati. Sifatnya dipercaya dapat membersihkan racun dan bekerja menstimulasi hati. “Beberapa pengobatan alternatif juga menggunakan metode ini sebagai proses pembersihan zat sisa tumor dan memiliki efek antikanker,” tandasnya. (aya)