
Jembrana (Spotbalinews) –
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali bersama Pondok Pesantren (Ponpes) Firdaus Jembrana, sukses memanen perdana budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Keberhasilan panen ini sebelumnya diawali penebaran ribuan ekor benih lele sekitar tiga bulan lalu.
Panen perdana ikan lele dengan sistem bioflok dipimpin langsung
Deputi kepala perwakilan BI Bali, Risky Ernadi Wimanda didampingi Ketua Ponpes Firdaus, Haji Mahmudi, Ketua Yayasan Cahaya Insan, Ustad Gunawan Budiraharjo, Asisten Direktur BI Bali, Leo Adi Wijaya, Deputi Direktur BI Bali, Donny Hetubuan, Sekdis Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Pemkab Jembrana, Satriawan, di Ponpes Firdaus, Dusun Buahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (27/11/2020).
Deputi kepala perwakilan BI, Rizky Ernadi Wimanda, mengapresiasi keberhasilan budidaya lele dengan sistem bioflok yang melibatkan Poltek Kelautan Jembrana dan Ponpes Firdaus ini dengan panen perdana sebanyak 1,5 kwintal lele. “Keberhasilan ini menjadi kebanggan bersama lantaran sukses memberdayakan santri dalam mengembangkan sentra budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Sistem ini mampu meminimalisir limbah, ”paparnya.

Lanjutnya, program budidaya ikan lele dengan sistem bioflok ini sebanyak 16 kolam dengan fasilitas lengkap yang sebelumnya dibantu BI Bali dalam hal bibit, pakan dan pelatihan. Masing-masing kolam itu, sebelumnya diisi ribuan ekor benih lele.
Pihaknya berharap kolam ikan Bioflok ini bisa terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan santri dan guru, sekaligus bisa mengembangkan usaha pengolahan ikan. Bioflok yang dipanen kali ini memastikan pembudidaya ikan masih produktif yang menjadi alternatif konsumsi ikan saat kelesuan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
“Perikanan budidaya ini memperkuat ketahanan pangan dan jadi penggerakan perekonomian dan masyarakat. Kita berharap perikanan budidaya ini, bisa terus berkelanjutan dan tidak hanya bisa di konsumsi di intern ponpes semata, melainkan bisa didistribusikan ke masyarakat luas,” bebernya.

Pada kesempatan itu, rombongan BI juga panen kangkung dengan sistem tumpang sari sehingga diharapkan melalui sistem ini bisa berpotensi menggerakan ekonomi dan ketahanan pangan kita. “Kami berharap pendampingan secara inten dan berkelanjutan, kendati hasil panen tahap awal ini untuk memenuhi konsumsi masyarat santri dan masyarakat sekitarnya bisa terus dioptimalkan. Kami juga memberikan bantuan berupa laptop proyektor dan layar pada Ponpes Firdaus,” tandasnya.
Sementara itu, menurut Ketua Ponpes Firdaus, Haji Mahmudi, budidaya lele dengan sistem bioflok merupakan jawaban atas tantangan kemajuan saat ini. Sistem bioflok memberikan pelayanan lantaran tidak menghasilkan limbah dalam prosesnya. “Kami berterimakasih kepada BI Bali memilih Ponpes Firdaus dan November ini bisa panen perdana 2 kolam sebanyak 1,5 kwintal lele,” ujarnya.
Lanjutnya, usaha budidaya lele sebagai bentuk komitmen seriusnya, yakni ke depan pihaknya akan memmasukkan bibit baru sebanyak 5.000 bibit baru. Katanya, kolam yang dimiliki sebanyak 16 kolam kalau diintensifkan baru bisa memenuhi kebutuhan intern Ponpes yang sebayak 200 santri, yakni sekali panen untuk pondok sekitar 25-30 kg untuk konsumsi pondok beserta guru. “Kami akan terus belajar bagaimana ke depannya agar panen lele lebih banyak lagi. Serta ke depannya kami usahakan akan ada upacara atau seremonial panen kangkung,” tandasnya. (aya)