Konten Hoax Menjamur, ITB STIKOM Bali Klarifikasi dan Gelar Pernyataan Sikap

ITB STIKOM Bali mengklarifikasi dan Gelar Pernyataan sikap dihadapan awak media, Selasa (3/12/2019) bertempat di Kubu Kopi, jalan Hayam Wuruk Denpasar.

Denpasar (SpotBaliNews) –
Menjamurnya konten Hoax “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali” membuat ITB STIKOM Bali mengklarifikasi dan Gelar Pernyataan sikap dihadapan awak media, Selasa (3/12/2019) bertempat di Kubu Kopi, jalan Hayam Wuruk Denpasar.

Menurut Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar – ITB STIKOM BALI,
Prof. Dr. I Made Bandem, M.A, didampingi Marlowe Bandem, kronologis Hoax “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali”, dari penelusuran tim forensik digital ITB STIKOM BALI, kronologis penyebaran
hoax yang menimpa ITB STIKOM BALI adalah sebagai berikut:

  1. Konten hoax bersumber dari sebuah postingan lama (tertanggal 28 November
    2015) di Facebook yang bertajuk “Masyarakat Bali vs STIKOM Bali Scorenya
    4:0” yang dishare/dibagikan kembali oleh sebuah akun pada Jumat, 29
    November 2019 pada pukul 12:11 PM.
  2. Postingan tersebut juga dishare oleh setidaknya 18 akun Facebook sepanjang
    tanggal 29 November s/d 1 Desember 2019. Bahkan satu akun membagi
    ulang postingan lama tersebut sebanyak dua kali. Selain itu ada postingan
    yang dibagikan secara khusus ke berbagai grup Facebook yang berkaitan
    dengan komunitas atau ikatan kekeluargaan ‘semeton’ Bali.
  3. Konten lama itu juga dibagikan via Whatsapp. Teks dari postingan lama
    didaur ulang: di-copy dan di-paste dengan pencantuman sebuah nama dan
    nomor telepon genggam.
  4. Konten lama yang didaur ulang ini selanjutnya diteruskan melalui Whatsapp
    dan nampaknya secara khusus menargetkan sharing kepada grup-grup
    Whatsapp yang beranggotakan komunitas/warga Bali.
  5. Tanpa mengecek kebenaran konten, dan tanpa berusaha mengonfirmasi
    kebenarannya secara resmi ke ITB STIKOM BALI, konten hoax bermuatan
    SARA yang telah dikemas ulang tersebut ramai dishare di Whatsapp.
  6. Pertanyaannya kemudian — dan ini juga ditanyakan oleh banyak pihak —
    adalah kenapa memosting ulang konten lama dari 28 November 2015 dan
    menyamarkannya sebagai konten baru? Permasalahan tahun 2015 yang
    dikaitan dengan Saudara Dadang Hermawan dan STIKOM BALI sudah tuntas
    setelah adanya klarifikasi dari yang bersangkutan, dan hal tersebut telah
    diterima dengan lega oleh publik luas.
  7. Hoax ini tak hanya membuat perasaan tak enak dan berdampak kerugian
    kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi ITB STIKOM BALI, namun terpenting,
    hoax dan ujaran kebencian ini meresahkan dan berpotensi memecah-belah
    kerukunan, kepercayaan, dan kedamaian yang terus kita perjuangkan
    bersama-sama di Bali dan Indonesia.
  8. Setelah klarifikasi ini, kami mengajak para pemangku kepentingan, pimpinan
    lembaga pemerintahan, pimpinan perguruan tinggi, tokoh masyarakat, media
    massa, dan pihak aparat penegak hukum untuk berdialog dan mengkaji
    permasalahan ini agar tak terulang kembali di masa mendatang.
  9. ITB STIKOM BALI akan bekerja sama dan meminta bantuan secara resmi dari
    pihak kepolisian untuk menganalisa motif dari hoax bermuatan SARA ini.
    Bilamana ditemukan unsur-unsur kesengajaan untuk mendiskreditkan dan
    merugikan ITB STIKOM BALI secara moral maupun material, ITB STIKOM
    BALI akan berkoordinasi dengan mitra LBH untuk menempuh jalur hukum.

“Tujuan pendirian STMIK STIKOM BALI pada tahun 2002 adalah bentuk
kecintaan dan komitmen kami — para pendiri yaitu Ida Bagus Dharmadiaksa,
Satria Dharma, Dadang Hermawan, dan saya sendiri, Made Bandem,” katanya.

Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar – ITB STIKOM BALI,
Prof. Dr. I Made Bandem, M.A

Lanjutnya, situasi dunia pendidikan tinggi di Bali saat itu yang belum memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Berbekal keyakinan bahwa TIK akan menjadi salah satu bidang ilmu yang merubah dunia, kami pun berkolaborasi, berjuang, dan bekerja keras
mewujudkan STMIK STIKOM Bali.

Visi itu pun, katanya, menjadi visi bersama, masyarakat Bali mendukung dan
sampai saat ini STMIK STIKOM Bali, dengan status barunya ITB STIKOM Bali
telah meluluskan ribuan sarjana komputer dan ahli madya komputer.

“Tidak ada maksud lain, selain memajukan pendidikan TIK di Bali yang mampu
meluluskan SDM yang berkompetensi dalam bidangnya,” jelasnya. Prestasi ini bukan semata milik STIKOM Bali, bukan untuk memperkaya diri, namun menjadi prestasi masyarakat Bali dalam berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui TIK.

“Ketika passion dan kecintaan bersama ini dinodai oleh hoax ‘berita palsu’,
dan ujaran kebencian, yang bertujuan merusak kepercayaan, kerukunan, dan
toleransi di antara kita, maka ijinkanlah saya, atas nama ITB STIKOM Bali,
menyampaikan klarifikasi dan pernyataan sebagai berikut,” katanya.

  1. Berita palsu bermuatan SARA yang ditujukan kepada ITB STIKOM BALI
    adalah isu lama yang didaur ulang sehingga tidak ada validitas dan
    relevansinya dengan kondisi ITB STIKOM BALI dewasa ini.
  2. Kegaduhan dari berita palsu bermuatan adu-domba ini mesti disadari bukan
    semata-mata ingin menghancurkan nama baik dan prestasi ITB STIKOM
    BALI, namun ditujukan sebagai upaya memecah-belah kebersamaan,
    kerukunan dan kedamaian di Bali, dan ini sangatlah berbahaya karena bisa
    menimbulkan konflik di tataran akar rumput.
  3. Keluarga besar ITB STIKOM BALI mengecam penyebaran hoax bermuatan
    SARA ini, dan akan menjalankan tanggung jawab moral menjaga NKRI
    dengan menempuh jalan hukum.
  4. ITB STIKOM BALI tetap berkomitmen menjadi kampus TIK yang berlandaskan
    pada keteguhan melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan
    Bali. “Demikan pernyataan ITB STIKOM BALI, dan saya mengajak semua lapisan
    masyarakat untuk berpikir jernih dan menghindari tindakan anarkis yang
    merugikan kita semua,” imbuhnya.

Prof Bandem menambahkan, kepada semua anggota Keluarga Besar ITB STIKOM BALI, termasuk para alumni yang kini mengabdi di berbagai tempat di Indonesia, mari kita gunakan masalah ini sebagai kesempatan berharga untuk menunjukkan kualitas kita sebagai insan akademis yang menghargai toleransi serta setia kepada Pancasila dan
NKRI. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.