Gianyar (Spotbalinews) –
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Lumbung Dewata, membagikan 35 paket sembako kepada anggota aktif di masa pandemi Covid-19 ini. Ketua KSP Lumbung Dewata, I Nyoman Sika, menjelaskan program ini adalah agenda rutin yang koperasi laksanakan setiap tahun. Khususnya diberikan kepada anggota yang aktif di koperasi. Saat ini jumlah anggotanya mencapai 723 orang, dan tersebar di seluruh wilayah Gianyar.
“Selain aktif, anggota yang punya deposito di atas Rp 10 juta juga dapat paket sembako,” sebutnya Rabu 10 Maret 2021. Selain itu, aktif menabung dan kredit serta lancar pembayarannya juga dibantu paket sembako oleh koperasi. “Termasuk anggota yang ingat dengan simpanan wajibnya,” sebutnya.
Tahap pertama untuk anggota yang memiliki deposito, jumlahnya sekitar 25 orang. Dengan isian beras 5 Kg, minyak satu liter, kopi setengah kilo, teh satu kotak, serta mie instan 4 bungkus.
Pertimbangan pemberian sembako di tahun 2021 ini, karena koperasi memang memberi per tahun sekali. Menjelang hari raya Nyepi juga. Sebagai apresiasi pengurus kepada anggota koperasi. Sebagai ungkapan terimakasih kepada anggota khususnya yang aktif selama ini berkoperasi.
I Nyoman Sika menjelaskan didampingi I Wayan Silayasa, selalu Kasir KSP Lumbung Dewata. Harapannya dengan apresiasi ini, para anggota akan terus berkerjasama dengan koperasi. Baik deposito, menabung, hingga kredit. “Program ini rutin setiap tahun, kalau dulu per Galungan. Karena itu kan satu tahun pembagian dua kali. Setelah rapat pengurus diubah menjadi sekali, kemudian beralih di hari raya Nyepi,” sebutnya.
Untuk pembagian saat Nyepi ini, kata dia, sudah tiga kali dilakukan. “Saat ini secara keseluruhan ada 35 paket dibagikan,” sebutnya. Dibagikan kepada anggota aktif, khususnya dengan deposito di atas Rp 10 juta.
Berbicara bisnis, aset koperasi hingga akhir 2020 mencapai Rp 4,2 miliar. “Aset ada peningkatan hanya saja dari segi laba ada penurunan,” katanya. Aset 2019 mencapai Rp 3,5 miliar. Naiknya ke 2020 20,5 persen. Laba penurunannya hampir 59 persen. Pada 2019 laba koperasi mencapai Rp 110 juta, kini Rp 44,5 juta. Sehingga terjadi penurunan SHU. Hal ini, disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang melanda Bali dan seluruh dunia.
“Jadi anggota hanya membayar bunga saja, selain itu situasi seperti ini membuat anggota tiga bulan baru bayar sekali,” sebutnya. Bahkan terkadang ada pula anggota meminta penangguhan denda. Setelah mulainya Covid-19 masuk ke Bali per Maret 2020. Jadi tiga bulan dari Maret denda memang dihapuskan, namun setelah itu denda berjalan seperti biasa. “Ini juga kebijaksanaan kami di lembaga, karena koperasi ingin bersikap luwes di masa pandemi,” katanya.
Pihaknya melihat juga pembayaran anggota sebelumnya, apalagi jika kerjasama yang baik maka kemungkinannya akan dipermudah atau dibijaksanai. Sehingga perhatian sembako ini sebagai bentuk kepedulian kepada anggota. Mengingat di masa pandemi ini, semua orang terkena imbasnya dari keterpurukan ekonomi dan kesehatan.
Sehingga setelah semuanya membaik, anggota ke depannya masih bisa terus dan langgeng bekerjasama dengan koperasi. Harapannya kepada anggota di masa pandemi, tetap berkelanjutan jangan sampai putus.
Tahun 2021 ini, pihaknya juga akan mengupayakan perkembangan teknologi dalam bisnis koperasi. Apalagi di era digital ini, IT sangat dibutuhkan dalam memudahkan segala hal termasuk bisnis koperasi ke depannya. Mempermudah anggota mengetahui bisnis yang sudah berjalan di koperasi ini. “SDM sudah siap, tinggal sistem saja,” katanya.
Sehingga memudahkan kinerja juga ke depannya. “Untuk terwujudnya mungkin belum tahun ini, karena masih di masa pandemi,” katanya. Fokusnya belum bisa ke dalam pengembangan IT ini. Namun ke depannya jika ekonomi membaik, pihaknya akan mengupayakan hal tersebut segera terjadi.
Ia optimistis dengan 2021 ini koperasi tetap bisa berjalan dengan dukungan karyawan dan seluruh anggota. Pada 2021 ini koperasi membidik sektor lain selain pariwisata. Jadi lebih difokuskan kepada segmen pedagang, semisal pedagang sembako atau yang masih bisa jalan. Pungkasnya.(yes)