Tabanan (Spotbalinews) –
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bantiran yang ada di kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan ini memiliki beberapa program unggulan untuk mengembalikan fungsi lembaga adat ini ke masyarakat yakni dari Krama/warga untuk Krama. Pemucuk LPD Desa Adat Bantiran, I Made Ari Gunawan, S.Pd.H, Senin (15/2/2021) mengatakan, dalam membangun LPD ini masyarakat pun turut dilibatkan. Yakni dengan membayar iuran/tabungan wajib senilai Rp 100 ribu.
Pada program tabungan ini, masyarakat sudah mendapatkan keuntungan sebesar 1000%. Selain itu juga ketika meninggal dunia, Krama akan mendapat santunan dari LPD sebesar Rp 1 juta dan 5 dus air mineral. “Program ini sudah berjalan selama 1 tahun. Sekarang kita maksimalkan. Kalau dulu baru sebatas masyarakat yang mempunyai kredit, sekarang semua masyarakat di Desa Adat Bantiran diwajibkan,” terangnya.
Dalam hal ini pihaknya sebagai kepala LPD tidak memiliki wewenang, namun program tersebut melalui Bendesa Adat. Mengingat LPD bagian dari lembaga adat yang tidak bisa berdiri sendiri. Saat ini masyarakat desa adat setempat yang sudah mengikuti program tersebut sekitar 50% yakni hanya kepala keluarga (laki-laki).
Gunawan menyebutkan, dari 2.000 kepala keluarga di Desa Adat Bantiran sudah terkumpul dana sekitar Rp 200 juta untuk program ini. Di tahun 2021 program tersebut akan ditingkatkan lagi untuk Krama/warga perempuan Rp 100 ribu dengan dana yang mengendap sekitar Rp 400 juta. “Di 2022 kita tingkatkan lagi ke anak. Jika dalam satu keluarga terdapat 4 orang anak maka akan membayar iuran di LPD Rp 400 ribu. Ini dibayar Rp 100 ribu sekali ketika meninggal dunia akan mendapatkan uang pertanggungan sebesar Rp 1 juta,” terang Gunawan.
Kata dia, program itu bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa fungsi LPD adalah dari Krama untuk Krama. Selain untuk mengembalikan fungsi lembaga milik desa adat itu, LPD juga memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat walaupun dengan hal-hal kecil.
Lanjut Gunawan memaparkan, LPD Bantiran juga memiliki program Tabungan Mesari, yang merupakan tabungan wajib diikuti Krama. “Misalnya kemampuannya berapa per bulannya Rp 100 ribu maupun Rp 1 juta tapi wajib dalam satu periode. Misalnya mengambil periode 1 tahun berarti periodenya 12 bulan. Setelah itu uang Krama akan dikembalikan plus bunga. Tapi bunganya akan jauh lebih besar dibandingkan tabungan suka rela,” urainya.
Ia mengatakan, di era pandemi ini dominan kegiatan masyarakat Bantiran adalah petani dan sedikit yang di dunia pariwisata. Namun ia mengakui memang pandemi ini mempengaruhi harga jual hasil panen. LPD Bantiran selama pandemi tahun 2020 tercatat mengalami peningkatan aset dari Rp 5 miliar tahun 2019 sekarang tahun 2020 menjadi Rp 7,6 miliar atau tumbuh 25% selama setahun.
“Laba Rp 120 juta lebih dari target Rp 120 juta. Karena ada persiapan gebyar dana yang disisihkan hampir Rp 50 juta. Keuntungan kita sebenarnya di angka Rp 170 juta. Sehingga laba tercatat diatas target Rp 120 juta,” beber Gunawan.
Menurut dia, hal ini karena kepercayaan masyarakat semakin meningkat terhadap LPD Bantiran. “Dengan basic yang saya miliki otomatis masyarakat, kepercayaannya kepada lembaga meningkat. Begitupun khususnya karyawan di LPD yang membuat Krama menabung atau menginvestasikan dananya di LPD Bantiran,” katanya.
Ia mengaku belajar dengan Pemucuk LPD yang bertalenta yang menyarankan untuk membuat gebyar. Ketika nasabah menaruh dananya minimal senilai Rp 5 juta akan mendapatkan hadiah langsung berupa alat-alat Upakara. Bagi Krama yang tidak memiliki tabungan juga disiapkan undian dengan hadiah utama motor N-Max yang dimulai pada tahun ini. Pihaknya bersama Bendesa Adat sudah terjun ke 9 banjar untuk mempromosikan program-program LPD termasuk Tabungan Mesari, Tabungan Hari Tua Berasuransi dan pembuatan rumah karena masyarakat di Bantiran kebanyakan tinggal di rumah yang lahannya milik adat.
“Kita dari LPD yang membuatkan rumahnya dan bisa dicicil di LPD. Program ini belum diluncurkan, masih digodok lagi. Ini untuk satu rumah yang lebih dari 2 kepala keluarga. Tidak mungkin mereka bisa hidup dalam satu rumah, banyak kepala kan. Untuk menghindari perselisihan. Bunganya kita sesuaikan dengan penghasilan Krama direncanakan 2022,” imbuhnya.
Selain itu, LPD Bantiran memiliki program penanggulangan sampah yang ditangani oleh desa adat. “Subak juga kita bantu jika tidak ada dana untuk beli pupuk. Kita talangin dulu dananya,” ucap Gunawan.
Ia mengimbau masyarakat jangan ragu menempatkan dananya di LPD. “Memanfaatkan lembaga ini untuk usaha-usaha lokal. Jika sakit tidak punya jaminan jangan ragu ke LPD karena kami ada dana sosial. Kita sudah melakukan fogging di 9 banjar,” tambahnya.
Disampaikan Gunawan, LPD Bantiran juga ada kredit sepeda motor untuk Krama dan juga kredit elektronik. “Di masa pandemi kita juga memberikan kemudahan pada masyarakat terutama anak-anak sekolah yang ingin belajar online kita siapkan kredit HP yang bekerja sama dengan counter HP lokal,” ucanya.
Selain program-program tersebut, Gunawan mengaku saat ini LPD Bantiran sudah menggunakan teknologi digital. “Kita ingin LPD Bantiran memiliki aplikasi. Kita baru merancang data base-nya. Kita juga perlu menyiapkan teknologinya dan SDMnya,” ujar Gunawan.
Bendesa Adat Bantiran, I Made Sandi Putra mengapresiasi program-program LPD Bantiran yang memihak kepada Krama. Selain untuk membantu kebutuhan Krama, program-program tersebut juga akan meningkatkan kesejahteraan warga Desa Adat Bantiran. (Yes)