Lestarikan Lingkungan dan Budaya, “SUKSMA BALI” 2019 kembali Digelar

Jumpa Pers program SUKSMA BALI, Jumat (29/8) di Hotel Sovereign, Kuta ini diharapkan akan menjadi event tahunan Bali untuk bagaimana menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pulau Bali tercinta ini.

Mangupura (SpotBaliNews) –
Bali adalah pulau kecil namun tidak bermakna kecil bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan kepada masyarakatnya. Belum Iagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi.

Selain pertanian dan perdagangan umum, pariwisata adalah sumber penggerak kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata ‘Bali eksis karena keunikan budaya masyarakat Bali dan dirasakan faktanya karena taksu tanah Bali yang sakral. Industri pariwisata menjadi hulu bagi bisnis-bisnis lainnya termasuk pula menjadi hulu bagi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia.

Keberadaan budaya Bali yang menjadi daya tarik pafiwisata Bali adalah kunci strategis yang patut dihargai. Oleh karena itu industri pariwisata harus terlibat ikut serta melestarikannya, sehingga tercipta ajeg Bali dan industri pariwisata yang berkelanjutan.

Saat ini sudah cukup banyak refleksi rasa syukur dan terima kasih kepada Bali dalam berbagai manifestasinya, namun dirasakan masih belum cukup pantas dan selaras dengan apa yang diberikah oleh Bali kepada kita semua. Berdasarkan aspirasi itu, Paiketan Krama Bali mengambil inisiatif untuk mewujudkan sebuah karya nyata dengan harapan semua stakeholders dapat mengekspresikan terima kasihnya lebih rekat secara kejiwaan dan lebih kongkrit secara kekiniannya.

Wakil Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA), Ramia Adnyana, Jumat (30/8), mengatakan, IHGMA sangat mendukung kegiatan Suksma Bali. Untuk tahun ini, pihaknya akan melibatkan lebih banyak anggota IHGMA.

Sesuai dengan tema tahun ini, Bali sebagai destinasi wisata, sangat membutuhkan kualitas yang terjaga. Sehingga bisa menunjukkan kelas dan kualitas sebagai destinasi dunia. “Bali yang sekarang menduduki rangking 4 dunia diharapkan bisa kembali menjadi rangking 1,” harapnya.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan, dengan memperoleh banyak keuntungan dari pariwisata, tentu wajib untuk berterima kasih. Filosofi “Suksma Bali,” kata dia, adalah mengucapkan rasa syukur atas kenikmatan yang selama ini diperoleh.

Ini juga sejalan dengan program pemerintah yang ingin menyucikan alam, sumber daya air maupun budaya yang sesuai visi Gubernur Bali. “Sejalan dengan program itulah kami sangat mengapresiasi komponen pariwisata sudah mengemas suksma Bali dengan tema memuliakan air ini,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra sebagai perwakilan pemerintah Badung mengapresiasi kegiatan ini. Pihaknya menyebutkan, untuk menjaga lingkungan, Kabupaten Badung sudah mempunyai program, setiap minggu pertama setiap bulannya, yaitu melalui gerakan serentak (gertak) Badung Bersih.
Utuk masalah air, memang kata dia menjadi persoalan ke depan. Mengingat kebutuhan air untuk industri pariwisata cukup tinggi.
Gerakan terima kasih kepada Bali ini kami namakan SUKSMA BALI yang kami rancang menjadi acara tahunan tetap dan diharapkan ke depan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata.
Untuk itu, perlu dilakukan penghijauan untuk menjaga cadangan air tanah. Mengingat cadangan air tanah saat ini sudah mulai turun. “Untuk itu imbauan untuk melestarikan Sumber daya air ini harus terus digaungkan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani. Pihaknya juga sangat mendukung gerakan Suksma Bali ini.

Karena tujuannya menyampaikan terimakasi kepada alam ini perlu tetap dilakukan untuk pariwisata ke depannya. Tidak hanya bersih pantai, sampah plastik juga menjadi perhatian.

Kota Denpasar kata dia, sejak 17 Agustus 2019, sudah melakukan gerakan 1.000 tumbler. “Dalam hal ini, seluruh stakeholder diajak mulai membawa tumbler sendiri untuk membawa minuman,” pungkasnya.

Suksma Bali ini diharapkan akan menjadi event tahunan Bali untuk bagaimana menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pulau Bali tercinta ini. Kata “Suksma Bali” ini memiliki taksu yang amat kuat sehingga patut didukung oleh semua stakeholder Bali.

SUKSMA BALI ini diharapkan akan menjadi event tahunan Bali untuk bagaimana menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pulau Bali tercinta ini. Kata SUKSMA BALI ini memiliki taksu yang amat kgat sehingga patut didukung oleh semua stakeholder Bali. Berterima kasih atau ber-suksma Parahyangan, suksma Palemahan dan suksma Palemahan merupakan bentuk pengimplementasian “Nangun Sat Kerthi Loka Bali“ yang mempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan karma dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia.

Pemerintah provinsi Bali akan bekerjasama untuk memadukan program program pemerintah untuk tahun 2019 dan tahun 2020 ini melalui acara acara SUKSMA BALI.

Seluruh Stakeholder pariwisata dan non pariwisata. mendukung penuh acara ini. Tiga kegiatan utama tahun ini yang pertama adalah berpartisipasi dalam kegiatan “world cleanup day” tanggal 21 September 2019 sebagai wujud berterima kasih kepada alam/suksma palemahan. Bekerjasama dengan seluruh industri pariwisata, baik yang terkait langsung maupun tidak, dunia pendidikan, LSM, masyarakat lokal kita akan bersama sama melakukan upaya bersih-bersih di 9 kabupaten/kota se-Bali. Kedua akan diadakan simposium yang

mengambil tema menjaga dan menyelamatkan keberlangsungan air Bali
yang kita pahami bersama menjadi perhatian dan concern ke depan. Ketiga di penghujung tahun akan diadakan social dan Charity dinner di mana saat “Itu akan ada penganugrahan award kepada tokoh tokoh yang memberikan kontribusi besar kepada Pulau Bali. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: