Maestro Seni Lukis Lebarkan Sayap dengan Membuka Restoran di Ubud

Srihadi (tengah) didampingi menantunya Indra, pada acara Jumpa Pers, Minggu (30/6) bertempat di Shrida the taste of Ubud

*Restorannya bernama *Shrida the taste of Ubud*

Gianyar (SpotBaliNews) –
Sejarah seni rupa Indonesia mencatat ada nama-nama maestro seni lukis yang sampai sekarang dikenal sebagai pelukis besar dan dihormati karyanya. Salah satu pelukis maestro kebanggaan Indonesia, Srihadi Soedarsono yang  lahir di Solo, 4 Desember 1931.

Srihadi adalah diantara pelukis terkenal Indonesia yang karyanya banyak diburu kolektor baik dalam dan luar negeri.
Nama  lengkap Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA pernah diangkat menjadi anggota Tentara Pelajar pada rentang tahun 1945 hingga 1948 sebagai wartawan pelukis yang menciptakan poster-poster untuk Balai Penerangan Divisi IV BKR/TKR/TNI di Solo. Karier militernya berakhir tahun 1948 ketika terjadi rasionalisasi dengan pangkat sersan mayor dan bersekolah lagi di SMA II Surakarta.

Ia menikah dengan Dra Siti Farida Nawawi dan memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki, yaitu Tara Farina, MSc, Rati Farini, SH, LLM, dan Tri Krisnamurti Syailendra.

Menurut Srihadi, didampingi menantunya Indra, pada acara Jumpa Pers, Minggu (30/6) bertempat di Shrida the taste of Ubud, karya seni yang merupakan hasil dari estetika, harus dicampur dengan kebenaran versi kita. “Karena harus ada hubungan transendental antara diri kita dengan kejiwaan kita, dalam menghasilkan sebuah karya,” katanya.

Berdasarkan pandangannya tentang seni yang seperti itulah, maka Srihadi menyampaikan bahwa beliau akan terus berkarya, meneruskan perjalanannnya sampai nanti, “Karena sebagai pelukis tidak ada pensiunannya,” jelasnya. Walau sudah menjadi seorang Maestro seni lukis, kita bisa lihat pihaknya akan terus meningkatkan kualitas karya-karyanya yang selalu berangkat dari kalbu.

Passion Srihadi untuk melakukan sesuatu bagi masyarakat agaknya tak pernah pudar. Selain terus berkarya dalam seni, kali ini ia membuka restoran Shrida the taste of Ubud yang di dalamnya melalui program “art.culture.culinary” menjadi tempat berkumpul para seniman dan profesi lainnya agar bisa saling memberi inspirasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih produktif dan kreatif.

Katanya, pada tahun 1952 ia mulai memasuki pendidikan seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). Pada tahun 1955, ia juga menciptakan logo Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR). Logo berbentuk sebuah palette dengan kata-kata “SENI RUPA BANDUNG” dengan lambang Universitas Indonesia. Setelah Maret 1959, bentuk Ganesha menggantikan logo UI di palette tersebut.

Ia lulus sebagai sarjana seni rupa dan diwisuda pada hari Sabtu, 28 Februari 1959, tepat dua hari sebelum Institut Teknologi Bandung diresmikan (Senin, 2 Maret 1959). Pada tahun 1960 Srihadi mendapatkan beasiswa dari ICA untuk belajar di AS untuk melanjutkan kuliah di Ohio State University hingga mendapat gelar master of art pada tahun 1962.

Pada tanggal 1 Mei 1969 ia diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Pengangkatannya sebagai guru besar Seni Rupa pada tanggal 1 Desember 1992, sedangkan masa purnabakti sebagai PNS sejak tanggal 1 Januari 2007.

Selain sebagai pelukis, ia juga mengajar sebagai dosen di Institut Teknologi Bandung dan Institut Kesenian Jakarta. Karya Srihadi Soedarsono memiliki proses yang panjang dan berkelanjutan. Karya awal sangat dipengaruhi hasil pendidikan, yaitu geometris sintetik. Pada tahun 1960 mulai menuju eksperimentasi pada bentuk abstrak lewat tempelan potongan kertas dan spontanitas warna. Memasuki 1970 cenderung impresionis lewat cat air dan ekpresionis lewat cat miyak dan sering memasukkan unsur simbolis dalam lukisannya. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: