Majukan Pariwisata Bali Ditengah Pandemi, BI Bali Aktif Cari Solusi Bersama Pemda dan Pelaku Pariwisata

Denpasar (Spotbalinews) –

Acara Webinar Tourism Industry Post Covid 19: Survival and Revival Strategy, Jumat (16/10/2020) di Denpasar

Bali sebagai salah satu lumbung devisa dari sektor pariwisata Indonesia tentunya menjadi daerah yang paling terdampak akibat pembatasan sosial yang berdampak pada penurunan kegiatan pariwisata sejak Februari 2020 hingga saat ini.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali, Trisno Nugroho, pada acara Webinar Tourism Industry Post Covid 19: Survival and Revival Strategy, Jumat (16/10/2020) di Denpasar, Bank Indonesia (BI) Bali aktif bersama sama dengan Pemda dan Pelaku Pariwisata seperti PHRI, BHA, dalam hal memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi atas upaya upaya memajukan parisiwata di Bali. “Upaya itu kami lakukan dengan mendukung program-program seperti Bali Great Experience, Bali Movement,” ujarnya. Pihaknya juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kepada pemerintah daerah (Pemda).

Lanjut Trisno, di masa pandemi, pihaknya juga turut memberikan solusi mengenai bagaimana strategi bertahan dimasa krisis dan strategi bangkit dari keterpurukan. “Kami dipercaya menjadi wakil ketua Tim Pemuihan ekonomi. Kami juga aktif memberikan solusi mengenai tata cara normal baru melalui system pembayaran Nirsentuh yaitu dengan QRIS,” katanya.

Trisno Nugroho

Terbukti, sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, jumlah usaha pengguna QRIS sudah mencapai lebih dari 8.000 usaha di seluruh Bali. Kampanye penggunaan QRIS juga dilakukan kepada pasar, DTW serta atraksi seperti di Uluwatu dan di Monkey Forest. “Terakhir kami melakukan kerjasama dengan TNI untuk penggunaan QRIS,” jelasnya.

Pihaknya juga memberikan perhatian kepada sektor pertanian dan UMKM baik melalui pemberian fasilitasi pelatihan, bantuan teknis manajemen hingga menyelenggarakan pasar gotong-royong.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang menjadi pembicara dalam Webinar tersebut menyampaikan bahwa pandemi Covid 19 berimbas signifikan bagi perekonomian masyarakat Bali, yakni pada triwulan kedua 2020 pertumbuhan perekonomian Bali mengalami konstraksi yang cukup dalam hingga -10,98 persen.

Berbagai upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan, baik itu berupa program dan stimulus ekonomi, baik itu dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah diluncurkan seperti stimulus bagi pelaku UMKM, bagi para siswa SMA/ SMK, mahasiswa hingga media baik itu media cetak maupun online. Di samping itu dengan bekerjasama dengan Bank Indonesia dan bank-bank lainnya di Bali juga digelar pasar gotong-royong untuk menyerap hasil-hasil pertanian dan perikanan.

“Demikian pula halnya di sektor pariwisata , para pelaku industri pariwisata terus berbenah dengan menyiapkan penerapan protokol kesehatan baik pada objek wisata, hotel maupun restaurant sehingga tumbuh kepercayaan di kalangan wisatawan akan penerapan protokol kesehatan di Bali,” katanya.

Di samping penerapan Clean, Health, Safety and Environment ( CHSE), penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali nantinya. Demikian pula halnya dengan pasar domestik yang terus dipacu dan pasar dosmetik ini merupakan peluang pasar yang cukup potensial.

Wagub Bali menambahkan, pemerintah menyiapkan sejumlah regulasi pendukung sebagai payung hukum serta terus melakukan perbaikan sarana prasarana seperti penambahan dan peningkatan kualitas dari Rumah Sakit, ruang isolasi , kapasitas laboratorium serta terus menjajaki kerjasama dengan pelaku industri di luar negeri dan survey trend pariwisata sebagai akibat dari Covid 19. “Dengan berbagai upaya yang kami lakukan semua pihak baik itu pemerintah, pelaku industri pariwisata dan juga masyarakat, kami harapkan kepercayaan akan pariwisata Bali akan tumbuh dan pariwisata akan kembali bangkit,” jelasnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo yang juga turut menjadi pembicara webinar menyampaikan bahwa pandemi ini adalah sebuah tantangan bagi kita semua tetapi kita jangan berputus asa. “Kita harus terus bekerja keras dan mengambil setiap peluang yang ada dari tantangan yang kita hadapi,” katanya. Di masa pandemi Covid 19 ini dilakukan refocusing terhadap kualitas serta target pasar pariwisata, sehingga kebdepan pariwisata Bali khususnya dan Indonesia BI umumnya akan lebih berkualitas. “Indonesia memiiki potensi pariwisata yang sangat luar biasa untuk itu kita harus berkerja sama, bersemangat dan saling bahu-membahu untuk kemajuan dan kebangkitan kembali pariwisata, baik di Bali maupun Indonesia,” katanya.

Webinar ini turut juga diikuti secara virtual dari kalangan pariwisata, mahasiswa dan media dengan menghadirkan narasumber Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan pebisnis nasional Sandiaga Uno, sertaundangan VIP Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI Bali) Rizki Ernadi Wimanda, Ketua Kadin Bali Made Ariandi, Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agus Partha Adnyana dan CEO BaliCEB Levie Lantu. (Aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.