
Denpasar (Spotbalinews) –
Peta politik di Kota Denpasar langsung berubah drastis, setelah beredarnya hasil survey nasional LSI yang kredibel di Pilwali Kota Denpasar. Tak disangka, survei Juni 2020, malah menempatkan IGN Jaya Negara di posisi ratting satu dengan penantangnya Agung Manik Danendra yang akrab dikenal AMD diposisi dua dengan selisih tipis hanya 3 persen. Tak ayal, mata publik mulai terbuka yang membuat masyarakat Denpasar malah berharap kedua kandidat yang bersaing ketat ini bisa bersatu.
Nah, bagaimana nasib Pilwali Denpasar, jika bersatunya dua tokoh Denpasar ini? Karena apabila kedua Tokoh Birokrat dan Tokoh Millenial ini bersatu menandakan terjadi lawan kotak kosong pada Pilwali Denpasar. Namun ada sebagian pengamat menyampaikan lebih berpotensi ‘head to head’. Berdasarkan pantauan dari hasil survey tingkat kesukaan kepada Tokoh millenial Agung Manik Danendra AMD tertinggi disusul Selly Mantra.
Menurut tokoh politik sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta menyampaikan tokoh millenial disebut berpeluang menang di Pilwali karena sebagian besar Millenial punya hak pilih di Denpasar.
Secara gamblang di depan awak media, Mudarta, Minggu (2/8) menyebut AMD punya peluang menang. Terkait pernyataan Mudarta ada sinyal tarik menarik tokoh AMD ini karena berkembang berita AMD digaet Jaya Negara perkuat kubu merah. Hal ini tampak jelas ketika bocoran rekomendasi pada Rabu (5/8/2020) untuk AMD belum siap diterima oleh yang bersangkutan. Mudarta ikut merespon terkait bocoran hasil survei tersebut yang memunculkan persaingan ketat antara antara Jaya Negara dengan AMD.
Apalagi selama ini, pemilih millenial yang mendominasi suara di Kota Denpasar. “Jadi siapa yang bisa merebut hati pemilih muda dan millenial ini akan bisa memenangkan Pilwali Kota Denpasar,” tegas politisi partai berlambang Mercy kelahiran Bumi Makepung ini. Nampaknya pemetaan politik di Denpasar akan sangat menguntungkan bagi posisi Agung Manik Danendra, AMD yang menjadi tokoh yang diperhitungkan partai koalisi di luar PDI Perjuangan sekarang ini, disamping ada juga tokoh birokrat Rai Iswara (RI).
“Sekarang yang dipentingkan adalah dukungan milenial dan kesiapan calon, termasuk kekuatan isi tas-nya. Yang namanya bertarung harus dibarengi dengan kemampuan logistik juga,” beber Mudarta. Apalagi saat disentil soal bocoran hasil survei yang sudah beredar luas di kalangan melenial, ditanggapi Mudarta dengan tidak menolak hasil survei yang beredar di publik. “Nanti publik yang bisa menilai itu,” sebutnya.
Mudarta juga menangkap sinyal AMD tokoh yang bisa mendapatkan hati rakyat Denpasar. Karena AMD dikenal sosok millenial yang merakyat dan low profile dengan tagline Perubahan Smart Creatif City. Ketika ditanya soal tandem AMD dengan Gung Wira yang juga adik kandung, Arya Wedakarna yang memimpin Yayasan Mahendradatta yang memiliki basis millenial. Mudarta pun menjawab diplomatis banyak masukan dari team koalisi untuk menggandeng para millenial karena gerakannya yang cepat dan bisa tembus kemana-mana.
Di sisi lain, Mudarta juga mengakui lebih menitikkan fokus ke millenial, sehingga partai koalisi dapat menyimpulkan sosok Agung Manik Danendra yang tepat untuk memimpin Denpasar ke depan. Namun sayangnya, lagi-lagi AMD belum juga bisa dimintakan tanggapan terkait kabar tersebut, karena masih ada rangkaian upacara piodalan di Pemerajan Puri. Akan tetapi spekulasi saat ini berkembang AMD sudah duluan digaet partai banteng moncong putih.
Hal ini juga tampak dengan diamnya kubu merah terhadap polemik ini. Maka itu, dipastikan strategi PDIP dari awal untuk Denpasar melawan kotak kosong bisa terwujud. Sementara itu, Rai Iswara juga kabarnya belum menyatakan kesiapannya untuk maju yang sebelumnya menggebu gebu ingin maju. Setelah AMD diberitakan digaet partai merah, Rai Iswara pun bernada tidak siap maju. Bahkan Bocoran Rekomendasi AMD-RI yang rencana dikeluarkan, Rabu (5/8/2020) ini tertunda lantaran AMD sulit dihubungi. (Ist)