Peduli Dampak Covid-19, KPwBI Propinsi Bali Salurkan 1.750 Paket Sarana Kesehatan dan Sembako Kepada UMKM Binaan

Bank Indonesia Provinsi Bali menggulirkan program Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sebagai bentuk kepedulian terhadap UMKM di Bali akibat pandemi virus corona (Covid-19) berupa pemberian 1.750 paket sarana kesehatan dan sembako kepada UMKM Binaan KPwBI Propinsi Bali.

Denpasar (Spotbalinews) –

Bank Indonesia Provinsi Bali menggulirkan program Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) sebagai bentuk kepedulian terhadap UMKM di Bali akibat pandemi virus corona (Covid-19) berupa pemberian 1.750 paket sarana kesehatan dan sembako kepada UMKM Binaan KPwBI Propinsi Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, didampingi Anggota Komisi XI DPR-RI, Bp. I Gusti Agung Rai Wirajaya, pada acara Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada UMKM Binaan KPwBI, Rabu (24/06/2020) di KPwBI Propinsi Bali, Renon, mengatakan, pandemi covid-19 yang melanda Indonesia selama beberapa bulan terakhir ini membawa dampak bagi seluruh sektor perekonomian di Indonesia.

“UMKM sebagai salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia juga tidak luput dari dampak pandemi covid-19,” katanya. Demikian juga dengan UMKM Binaan KPwBI Provinsi Bali. Hampir seluruh UMKM Binaan KPwBI terdampak covid-19. Dampak yang dirasakan lebih kuat adalah yang bergerak di sektor kerajinan/industry kreatif/pariwisata.
Meskipun telah melakukan shifting produksi menjadi masker bagi UMKM garmen/fashion serta meluncurkan inovasi produk-produk baru, namun sejumlah UMKM merasakan jatuhnya penghasilan dari ketergantungan terhadap sektor pariwisata.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho (kanan), didampingi Anggota Komisi XI DPR-RI, Bp. I Gusti Agung Rai Wirajaya

Selain itu juga terjadi kesulitan pemenuhan kebutuhan dasar, terutama pangan, bagi masyarakat ekonomi ke bawah. Kesulitan tersebut berpotensi mengakibatkan lemahnya imunitas masyarakat, sehingga upaya pencegahan covid-19 tidak dapat dilakukan secara optimal.
Bank Indonesia Provinsi Bali tentu tidak berdiam diri. Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), KPwBI Provinsi Bali telah melakukan pemberian paket APD dan sarana kesehatan serta paker sembako kepada gugus tugas covid-19 di Kota Denpasar, RSUP Sanglah, RSUD Wangaya, dan RSUD Klungkung.

Selain itu, pihaknya juga bersinergi dengan BMPD Provinsi Bali dan Anggota Komisi XI DPR-RI, Bp. I Gusti Agung Rai Wirajaya dalam penyaluran paket sembako dan sarana kesehatan kepada gugus tugas covid-19 di Kab. Gianyar, Kab. Buleleng, Kab. Bangli, Kab. Jembrana, Kab. Karangasem, dan Kab. Tabanan. “Kami juga telah menyalurkan paket sembako dan sarana kesehatan bagi masyarakat yang terdampak covid-19 dan menyalurkan masker kain kepada seluruh desa adat di Provinsi Bali melalui Majelis Desa Adat Provinsi Bali,” jelasnya.

Saat ini KPwBI Propinsi Bali menyalurkan 1.750 paket sarana kesehatan dan sembako yang terdiri dari 1 pcs hand sanitizer 100 ml, 10 kg beras, 3 kg gula pasir dan 3 kg minyak goreng. Kali ini penerima bantuan adalah 1.550 orang anggota dari 31 kelompok UMKM Binaan dan mitra UMKM KPwBI Provinsi Bali serta warga di lingkungan rumah dinas Bank Indonesia yaitu Banjar Tatasan Kelod dan Banjar Tatasan Kaja masing-masing sebanyak 100 paket sembako.

Trisno menambahkan, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan menurun pada triwulan II 2020. Ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan PSBB yang mengurangi aktivitas ekonomi. Ekonomi diperkirakan akan mulai menguat pada triwulan III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan menurun pada kisaran 0,9% – 1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5,0% – 6,0% pada 2021.
Dengan pandemi covid-19, pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan I 2020 menjalani kontraksi menjadi 1,14% (yoy) seiring dengan tertahannya kunjungan wisatawan ke Bali. Dari sisi pengeluaran, hampir semua komponen mengalami kontraksi, kecuali konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh positif. Demikian juga dari sisi lapangan usaha.

Hampir seluruh lapangan usaha utama Bali mengalami kontraksi kecuali pertanian dan konstruksi. Pada bulan Mei 2020, Bali tercatat mengalami deflasi sebesar 0,11% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan deflasi bulan sebelumnya (-0,33%) dan berbeda arah dengan inflasi nasional yang sebesar 0,07% (mtm). Komoditas penyumbang inflasi utama antara lain angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, cumi-cumi dan kangkung.
“Ke depan, kita akan menghadapi Bali Era Baru. Suatu era di mana kita harus membiasakan diri hidup berdampingan dengan covid-19. Marilah kita tetap menjaga disiplin diri dan mengikuti setiap himbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19,” tandasnya. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.