Rieke Diah Pitaloka: “Bali Contoh Konkrit Pancasila Itu Hidup”


Rieke Diah Pitaloka

Denpasar (SpotBaliNews) –
Rieke Diah Pitaloka, anggota DPR RI dari PDI P yang kembali lolos ke Senayan ini memberi pengakuan bahwa Bali adalah contoh konkrit bagaimana Pancasila itu hidup. Dan dari Bali lah semua suku, agama, kepercayaan dan golongan mengesampingkan egoisme masing-masing.

“Bali adalah contoh konkrit bagaimana Pancasila itu hidup. Tidak ada egoisme agama. Semuanya lebur menjadi satu. Dan sesungguhnya Pancasila adalah puncak kebudayaan dari Indonesia dan itu ditemukan di Bali,” ujar Rieke kepada pers saat memperingati puncak Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, di Denpasar, Sabtu (1/6/2019) malam.

Rieke sekaligus menjawab mengapa puncak Hari Lahir Pancasila tahun ini dilakukan di Bali. Menurutnya, dari sisi sekala niskala dan falsafah Tri Hita Karana (THK), Bali memenuhi semuanya. Di Bali, Pancasila dimaknai sebagai dasar yang mengajarkan kita berkeTuhanan dengan  cara berkebudayaan.

Anggota DPR RI dari PDIP ini menambahkan, Bali memberikan keleluasaan hak pemeluk agama dan kepercayaan setiap individu, bahkan ini sudah menjadi keputusan Negara. “Prinsip nilai-nilai Pancasila (mental dan spiritual) akan menjadi arah garis besar haluan negara (GBHN). Ini berdasarkan riset yang dilakukan,” jelas Rieke ‘Oneng” ini.

Dalam peringatan yang berlangsung semarak di Taman Budaya Art Center Denpasar, Rieke kembali menegaskan, Bangsa Indonesia wajib besyukur, di usia 74 tahun, Pancasila tetap berdiri kokoh karena masyarakatnya yang bersatu padu menjaga dan mempertahankan sekaligus mengamalkannya dalam NKRI. Itu sebabnya, NKRI dengan ideologi Pancasila adalah harga mati bagi Bangsa Indonesia.

“Saatnya kita gelorakan ‘Gerakan Kekuatan Pancasila’ (The Movement of Pancasila Power) agar Bangsa Indonesia terus mengingat bahwa Pancasila itu sungguh berarti. Kita tidak cukup hanya memperingati setiap 1 Juni saja tetapi saatnya Pancasila bangkit kembali sebagai memori kolektif Bangsa Indonesia yang menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga menjadi landasan dalam menyusun roadmap pembangunan nasional,” ujar artis yang terkenal di era 90-an ini.

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP ini menegaskan, pihaknya mendorong untuk segera lahirnya garis besar haluan Pancasila supaya setiap orang punya pegangan yang jelas dalam membangun bangsa ini. Saat ini garis-garis besar haluan Pancasila sedang diperjuangkan.

Dirinya tak menampik jika garis besar haluan Pancasila tak jauh berbeda dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) ala Orde Baru. Hanya saja yang membedakannya, garis besar haluan Pancasila ini tak hanya berisi teknokrasi saja, tetapi yang penting adalah prinsip nilai Pancasila itu sendiri.

“Pasca-reformasi kita tidak memiliki haluan sebagai pedoman dalam pembangunan. Maka ini penting untuk dihadirkan kembali. Garis besar haluan Pancasila tak hanya fokus pada pembangunan fisik belaka, tapi mental spiritual,” harapnya.

Sejumlah kegiatan juga digelar, diantaranya pameran arsip kelahiran Pancasila yang merupakan buah karya pemikiran Bung Karno. Ini menjelaskan mengapa Bali penting untuk dijadikan awal momentum bulan Bung Karno. “Di Pulau Dewata, Pancasila diimplementasikan dengan baik. Melalui kegiatan ini kita berharap Pancasila tetap hidup melandasi cara berpikir masyarakat Indonesia,” tutup Rieke yang juga Duta Arsip Nasional Republik Indonesia ini.    (ari)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: