
Mangupura (SpotBaliNews) –
PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (BNR) berencana menambah landasan pacu sepanjang 400 meter, sehingga menjadi total 3.400 meter.
Perpanjangan tersebut untuk mengakomodasi tingginya permintaan dari maskapai yang ingin menggunakan pesawat berbadan lebih besar.
Hal itu diungkapkan General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi didampingi Communication and Legal Section Head BNR, Arie Ahsanurrohim, di sela-sela acara HUT PT. AP I ke-55, di Banggar Selatan BNR, Sabtu (23/2).
Lanjutnya, dengan perpanjangan landasan pacu 400 meter menjadi sepanjang 3.400 meter tersebut, maka akan mampu didarati lebih banyak pesawat berbadan besar seperti Boeing 777 dan Airbus A-380.
Pengurugan lahan atau reklamasi meliputi total 107 hektar untuk perpanjangan landasan termasuk pembangunan apron seluas 35 hektar yang sedang dikerjakan dan apron seluas delapan hektar yang sebelumnya sudah selesai.
“Di 2019 ini, kami memiliki target 24,7 juta penumpang dan kami optimis akan tercapai dengan penambahan Runway ini,” jelasnya. Dengan target ini juga, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai akan mengkontribusikan 24,4% dari target seluruh Bandar Udara di Indonesia yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).
“ Terkait target 24,7 juta penumpang pada 2019, hal ini merupakan puncak dari kapasitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada skala nyaman, sehingga pada tahun ini kami sedang dan telah melakukan kajian awal untuk pengembangan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai baik pada sisi terminal, runway taxiway, apron, dan sisi darat dalam pemenuhan masterplan yang telah ditetapkan untuk mencapai kapasitas hingga 37,6 juta penumpang pada tahun 2023,” kata Yanus.
Rencana pengembangan ini sejalan dengan business plan dari beberapa maskapai penerbangan yang akan dan telah menetapkan Bandar Udara kebanggaan masyarakat Pulau Dewata ini sebagai hub dan Bandar Udara pengumpan atau spoke bagi operasional burung besi mereka.

Dengan berfungsinya Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai hub, maka secara otomatis lalu lintas udara akan terdongkrak secara signifikan, sehingga akan muncul potensi berupa lapangan kerja dan potensi ekonomi lain bagi masyarakat.
“Hal ini merupakan implementasi dari salah satu peran perusahaan BUMN, yaitu sebagai agent of development,” imbuhnya.
Melalui peran ini, PT. Angkasa Pura I (Persero) diwajibkan untuk turut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan daerah.
Potensi multiplier effects yang akan muncul ini diharapkan akan semakin meningkatkan peran Bandar Udara bagi masyarakat Bali pada umumnya, dan bagi masyarakat desa penyangga Bandar Udara pada khususnya. (aya)