Terapkan Pembayaran ‘Cashless’, JNE Ekspress dapat Dukungan Bank Indonesia

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali, Trisno Nugroho, membimbing salah satu awak media dalam mempraktekkan transaksi non tunai dalam smartphone, belum lama ini

Denpasar (SpotBaliNews) –
Guna menjangkau segala kebutuhan pelanggannya, perusahaan jasa pengiriman ekspres PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Ekspress menargetkan dapat melayani pembayaran cashless atau tanpa uang tunai tahun ini.

Presiden Direktur JNE Express, Mohamad Feriadi menuturkan bahwa pihaknya tengah mencoba melakukan berbagai inovasi baru guna meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen. “Salah satunya masuk ke sistem pembayaran cashless, sesuatu yang sangat umum, ini salah satu potensi bisnis yang bisa dikerjakan ke depan. Sebagai perusahaan tuan rumah sendiri, kami kembangkan infrastruktur, SDM, dan evaluasi, supaya pelanggan dapat layanan sebagaimana yang diharapkan,” ujarnya.

Layanan cashless ini akan dilakukan melalui dua hal, yakni melalui kerja sama dengan berbagai e-commerce atau platform dagang elektronik yang memasukkan tagihan pengiriman ekspress di dalam resinya, sehingga penjual tidak perlu lagi membayar layanan pengiriman saat mengirimkan barang melalui JNE.

Metode cashless kedua yakni dengan membangun kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang ada di Indonesia yang pada akhirnya memungkinkan ada pilihan pembayaran non-tunai saat pelanggan mengirimkan barang.

Sementara itu, targetnya, penerapan cashless ini dapat diimplementasi pada tahun ini. Pasalnya, pengiriman JNE dan transaksi e-commerce dalam salah satu platform sudah menggunakan layanan cashless ini. “Inovasi ini guna menjangkau pelanggan secara keseluruhan, sudah bukan zamannya transaksi tunai, kita sudah sampai ketika kita sedang melakukan set up salah satu partner kami di Singapura, kolaborasi bersama, semua payment method, semua ada,” jelasnya.

Dia menegaskan, langkah ini guna menyasar pelanggan yang sudah ada termasuk pelanggan yang belum pernah menggunakan layanan pengirimannya. Keunggulan cashless, menurutnya, dapat mempercepat proses bisnis dan mengamankan transaksi. “Tentunya tidak pakai uang tunai, bisnis lebih aman, baik, dan kecepatan bisa mengakselerasi bisnis kami ke depan,” imbuhnya.

Sementara itu menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali, Trisno Nugroho, saat ini BI gencar mensosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Pencanangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.

“GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya,” ujarnya.

Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, pihaknya akan menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung dengan berbagai kegiatan untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran.

Dibandingkan negara-negara ASEAN, penggunaan transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan LCS. (aya/bbs)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: