
Denpasar (Spotbalinews) –
Tiang listrik PLN UID Bali belakangan ini banyak dikelilingi tiang atau properti perusahaan lain, sehingga terlihat banyak kabel semrawut bergelantungan di sudut Kota Denpasar.
“Tiang beranak” begitu istilah yang dilontarkan Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya, didampingi Made Dwipayana, Pejabat Operasi K3L PLN UID Bali, pada acara temu media rutin, dalam kaitannya dengan peringatan Bulan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Nasional Tahun 2021, Rabu (24/02/2021) di Warung Mina, Renon. “Bukan kabel PLN semrawut namun juga ada kabel lain di tempat sama. Kami sudah sering, selalu dan terus mengedukasi masyarakat melalui medsos, instansi terkait. Kami punya Web Kehumasan Bali. Memang mengubah pola pikir masyarakat tidak bisa instan. Butuh waktu, karena mindsetnya begitu melihat kabel yang ada dipikiran mereka adalah milik PLN,” katanya.
Diakui Arya pihak PLN pernah mengkonfirmasi keberadaan tiang-tiang tersebut yang diketahui milik para provider seluler, namun seperti bertepuk sebelah tangan. “Tiang beranak yang ada di sekitar tiang utama ataupun gardu PLN jelas sangat menggangu tugas PLN bila terjadi gangguan,” sebutnya.

Ia menyesalkan pihak provider yang tutup mata soal ini. Bahkan keberadaan tiang beranak ini juga menjadi keluhan masyarakat. Awalnya masyarakat mengira itu merupakan kabel milik PLN, namun setelah dijelaskan jika itu kabel milik provider yang tiangnya menempel di properti PLN barulah mereka faham bahwa ada “penumpang” di tiang PLN.
Katanya, PLN sebelum memasang tiang sudah direncanakan terlebih dahulu, tidak asal pasang. Yang paling parah, dikatakan Arya, ketika akan dilakukan perawatan secara rutin ataupun bila terjadi gangguan. Pihak PLN harus bersusah payah menjangkau kabel tersebut, pasalnya banyak tiang beranak di seputaran tiang utama PLN.
“Domain untuk mengatur atau penataan ada di Dinas Tata Ruang Kota/kabupaten,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi agar kabel tidak semrawut, PLN telah memiliki program HDD (Horizontal Directional Drilling) atau kabel tanam diberlakukan bertahap yang tentunya akan mengurangi kabel transmisi yang biasanya menggunakan tiang beton. “Kabel tanam niscaya akan mengurangi kabel beranak,” imbuhnya.
Rencananya kedepan secara bertahap pihak PLN akan memindahkan kabel listrik yang bergelantungan di atas ke dalam tanah. Pengerjaan proyek ini dilakukan dengan pengeboran di beberapa titik area menggunakan sistem HDD (Horizontal Directional Drilling).
“Pengeboran menggunakan teknik HDD metode yang paling efektif, efisien dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat berlalulintas,” kata Made Arya.
Secara teknis digunakannya HDD dinilai tidak mengganggu pengendara ataupun pejalan kaki dikarenakan proses drilling dilakukan setiap jarak 200 meter sesuai panjang yang di butuhkan. Dengan metode HDD penggalian tidak perlu dilakukan sepanjang jalan, cukup dengan menggali lubang ukuran 1 kali 1 meter kemudian pengeboran dilakukan secara horizontal, setelah selesai lubang tersebut ditutup kembali.“Proses penggalian tidak memerlukan waktu yang lama apabila dibandingkan dengan penggalian secara manual karena metode HDD menggunakan bantuan mesin,” jelasnya.
Saat ini program telah berjalan di Pecatu, Suwung, Renon dan Nusa Dua. Namun demikian untuk kapan pastinya pemindahan keseluruhan kabel ke dalam tanah belum dapat dipastikan.
Sementara terkait Bulan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Nasional Tahun 2021, tahun ini mengangkat motto “Tidak Ada Yang Lebih Penting dari Jiwa Manusia”. PLN UID Bali pun menegaskan komitmen untuk meningkatkan kesadaran dan implementasi K3 bagi pegawai dan mitra PLN UID Bali. Hal ini untuk menekan angka kecelakaan kerja sekecil mungkin sehingga PLN UID Bali dapat mewujudkan zero accident atau nihil kecelakaan kerja.(Aya)