TPID Gianyar Jaga Stabilitas Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Hari Raya

Acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar secara virtual, Rabu (32/03/2021).

Gianyar (Spotbalinews) –

Pariwisata sebagai penyumbang ekonomi terbesar Gianyar lumpuh akibat pandemi covid-19. Namun, Pemkab Gianyar tetap optimis terhadap proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung pasca dilakukan vaksinasi kepada ±43.000 masyarakat di daerah Ubud dan sekitarnya, serta telah dibukanya kembali penerbangan domestik. Hal itu terungkap pada acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar secara virtual, Rabu (32/03/2021). Rapat dipimpin oleh Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun, serta diikuti oleh seluruh anggota TPID Gianyar.

Sekda Gianyar menjelaskan, berdasarkan pemantauan harga barang menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta menyambut bulan puasa dan Idul Fitri, Sekda Gianyar menyebut bahwa terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan pokok, seperti daging babi dan cabai rawit. Selain itu, anomali cuaca juga ikut berpengaruh terhadap penurunan hasil panen cabai rawit sehingga mengganggu ketersediaan pasokan di pasar.

Berbagai langkah telah dilakukan Pemkab Gianyar untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok. Di antaranya Pusat Pangan Alami Mandiri Asri dan Nyaman (PUSPA AMAN), Program Mina Padi yaitu usaha budidaya ikan di lahan sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam suatu areal yang sama, operasi pasar murah, operasi pasar gotong-royong, sidak pasar dan gudang penyimpanan, serta imbauan kepada pelaku usaha pasar modern.

Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun

Pada kesempatan tersebut, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun menambahkan, terdapat 4 komoditas yang berpotensi mengalami lonjakan harga pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa yang jatuh bersamaan pada bulan April mendatang. Keempatnya ialah cabai merah, cabai rawit, daging babi dan canang sari. Secara historis, keempat komoditas tersebut mengalami kenaikan harga pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa selama 3 tahun terakhir. Harga cabai rawit dan daging babi yang masih belum menunjukkan penurunan hingga saat ini perlu mendapat perhatian Pemkab Gianyar sebagai antisipasi kenaikan permintaan menjelang hari raya.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Gianyar menyatakan, jumlah stok bahan pangan di Kabupaten Gianyar masih cukup untuk kebutuhan hari raya. Walau demikian, adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasaran dan curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit juga masih terganggu. Secara umum, harga bahan pangan di Gianyar masih terpantau stabil dengan dukungan kelancaran distribusi lewat jalur darat.

Senada dengan hal tersebut, Dinas Pertanian Gianyar menyatakan, petani di Gianyar akan mempersiapkan pembenihan dan penanaman cabai rawit mulai April hingga awal Mei sehingga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan saat musim panen tiba. Lebih lanjut, Kepala Gudang Perum Bulog Gianyar, I Putu Winarta mengatakan bahwa jumlah persediaan beras di Gudang Batubulan 331.560 kg atau setara dengan kebutuhan Gianyar selama 1,13 bulan.

Sebagai penutup, Bank Indonesia merekomendasikan beberapa kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan, yaitu (1) perlunya komunikasi yang lebih intensif kepada masyarakat terkait program pengendalian harga yang dicanangkan Pemkab Gianyar; (2) edukasi belanja bijak dengan mensubstitusi konsumsi cabai dengan komoditas lainnya yang masih dalam harga wajar seperti dengan daging ayam; dan (3) dilakukannya kerjasama antar daerah (KAD) dengan provinsi/kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang masih defisit. Sekda Gianyar juga mengimbau kepada seluruh OPD untuk dilakukan pemantauan secara berkala atas implementasi program-program pengendalian harga, terutama berfokus pada komoditas penyumbang inflasi.(Rls)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.