
Kamis (4/7) di Restoran Crispy Duck, Renon.
Denpasar (SpotBaliNews) –
Indonesia Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk cerdas dalam berinvestasi. Salah satunya dengan mensosialisasikan saham kepada para wartawan.
Sejumlah wartawan dari berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik di Bali antusias mengikuti kegiatan workshop investasi saham dengan tema “Update Perkembangan Pasar Modal Indonesia”
Kamis (4/7) di Restoran Crispy Duck, Renon.
Menurut Kepala Perwakilan BEI Denpasar, Bali, I Gusti Agus Andiyasa, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tata cara bagaimana melakukan bisnis investasi saham kepada para jurnalis dengan harapan dapat dikembangkan ke masyarakat melalui media massa, sehingga bisa meningkatkan minat masyarakat dalam berinvestasi di bursa saham.
“Saat ini jumlah masyarakat Bali yang berinvestasi di bursa saham sudah mencapai 18.000, dan di tahun 2019 ini kami menargetkan angka tersebut naik ke angka di atas 20.000 investor,”katanya.
Lanjutnya, peningkatan investor tersebut seiring dengan edukasi dan sosialisasi investasi saham kepada masyarakat.BEI Denpasar saat ini menggandeng tujuh perguruan tinggi di Bali untuk membuka gerai investasi yang menyasar kalangan mahasiswa. Di gerai tersebut selain edukasi dan sosialisasi, mahasiswa juga dapat membuka langsung rekening efek.
Sosialisasi ke sekolah-sekolah juga digelar untuk menarik minat pelajar SMA menjadi investor saham karena hanya dengan setoran awal Rp100 ribu, para pemula tersebut sudah bisa bertransaksi.

Kalangan yang potensial untuk menjadi investor saham, lanjut dia, berasal dari kalangan pegawai negeri sipil, pengusaha bahkan ibu rumah tangga.
Katanya, banyak juga perusahaan di Bali kini melantai di bursa saham. Bahkan ada beberapa yang kini sedang dalam proses.
“Yang sudah siap-siap ‘go public’ ada empat lagi perusahaan, tinggal proses dan melengkapi administrasinya,” jelasnya.
Sementara yang sudah melantai di bursa saham tambah Agus Andiyasa, ada lima perusahaan yakni PT Bukit Uluwatu Villa, PT Bali Towerindo Sentra, PT Island Concepts Indonesia dan PT Nusantara Properti Internasional serta Bali United. Umumnya perusahaan yang sudah melantai di bursa saham ini bergerak di bidang usaha properti, hotel dan komunikasi.
Dikatakan Agus Andiyasa, tingginya minat masyarakat termasuk kalangan mahasiswa dan pelajar berinvestasi di saham karena melihat investasi ini sangat menjanjikan. “Terutama investasi yang bersifat jangka panjang seperti,” tambahnya seraya menjelaskan ada banyak produk di pasar modal ini di antarnya ada reksa dana, obligasi dan saham.
Ditambahkan banyak keuntungan berinvestasi di saham ini di antaranya capital gain yakni harga saham yang meningkat, deviden (pembagian keuntungan) dan sebagai pemilik saham bisa ikut RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
“Sekarang ini perusahaan tak harus menunggu besar dulu baru go public, tapi dengan go public mereka yakin akan cepat besar. Sebab akan ada suntikan modal yang bisa digunakan untuk pengembangan perusahaan,” tandas Agus Andiawan.
Di sisi lain, diakui yang namanya bisnis investasi memang ada risiko (capital loss). “Setiap investasi pasti ada resiko. Jadi harus pandai-pandai memilih tempat untuk berinvestasi,” tambahnya. Apalagi saat ini ada sekitar 635 perusahaan yang melantai di bursa saham dengan nilai transaksi harian rata-rata Rp10 triliun. (aya)