Denpasar (SpotBaliNews) –
Gubernur Bali Wayan Koster menjabarkan berbagai terobosan program yang digagas pihaknya untuk menjaga dan membersihkan alam Bali dari berbagai pencemaran.
Pemamparan itu disampaikan Gubernur Koster saat memberikan sambutan pembukaan Pesta Rakyat HUT ke-71 Media Bali Post yang sekaligus dirangkai penandatanganan Prasasti Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Centre, Denpasar pada Sabtu (31/8) malam.
“Banyak regulasi yang saya susun untuk menunjang kesucian dan kebersihan alam Bali ini, baik udaranya, airnya, lingkungannya. Karena itu prioritas saya dalam menuju Bali Era Baru,” ungkapnya.
Sslah satunya lanjut dia, terkait pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, sedotan dan styrofoam yang tertuang dalam Pergub Nomor 97 tahun 2018. “Sejak dicanangkan, Pergub yang pertama ada di Indonesia ini mendapatkan banyak apresiasi dan respon positif dari berbagai daerah. Bahkan dunia internasional. Berkat aturan ini, Gubernur Bali jadi ngetop,” ujarnya sembari berseloroh.
Meski menerima berbagai apresiasi, bukannya tak berarti tanpa tentangan dari pihak tertentu. Namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk mengembalikan kelestarian alam lingkungan Bali. “Ada yang coba menggugat, tapi kita menang di MK. Saya tegaskan, untuk menjaga alam Bali ini, saya tidak pernah takut dengan siapapun yang mau merusak. Itu komitmen saya,” tegasnya.
Tak ingi berhenti di situ, Gubernur Bali kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini, juga tengah menggodok peraturan terkait pengelolaan sampah dari skala rumah tangga hingga berjenjang. Tujuannya supaya semua limbah sampah tidak tertumpuk Tempat Pembuang Akhir (TPA).
“Selama ini kita salah mengelola, karena sampah ujungnya ditumpuk di satu tempat, di kota lagi. Untuk itu ke depan akan dicanangkan regulasi yang mengatur pengolahan dan pemisahan sampah mulai dari hulunya. Pergub ini sudah hampir selesai, jadi doakan saja,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Belum dirasa cukup, pihaknya pihaknya pula tengah menggodok regulasi terkait perlindungan mata air, sungai, danau dan pantai di Bali. Dengan begitu diharapkan segala sumber air yang ada di Pulau Dewata akan terjaga. “Air punya makna yang mendalam di Bali. Air adalah sarana upacara. Selain (sebagai red) sumber air minum dan kebutuhan sehari-hari. Untuk itu perlu dijaga dengan sebaik-baiknya,” terangnya.
Tak ketinggalan pula terkait akan kebersihan lingkungan udara, mantan anggota DPR RI tiga periode ini segera menerbitkan kebijakan tentang pembangkit listrik energi terbarukan hingga mobil dan motor listrik. “Kita mau udara di Bali ini bersih dan sehat, airnya juga sehat, makanannya juga sehat, lewat pertanian organik. Sehingga visi kita yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, untuk menjaga kesucian alam Bali sekala dan niskala, bisa tercapai,” harapnya.
Pihaknya pun sangat menyadari untuk mewujudkan hal tersebut, bukanlah perkara mudah. Sangat dibutuhkan komitmen dan kerja keras. Oleh sebab itu, ia bekerja secara sungguh-sungguh tiap hari demi tersusunya regulasi yang akan menjadi pondasi pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru.
“Akhir tahun ini saya targetkan semua kerangka kebijakan sudah rampung, sehingga tahun 2020, saya akan mulai turun ke masyarakat (blusukan,red). Karena itu, saya mengharap dukungan media, seluruhnya agar bisa membantu mensosialisasikannya ke masyarakat. Demi pembangunan Bali yang lebih baik,” tutupnya.
Mengambil tema ‘Gajah Mada Reborn’, gelaran seni yang dikemas dalam pesta rakyat malam ini dimeriahkan pula oleh sejumlah musisi kenamaan Bali. Di antaranya, Navicula, Bayu KW, AA Raka Sidan, Ayu Saraswati dan aksi jenaka dari Cedil dan Celekontong Mas.
Adapun gelaran drama kolosal Gajah Mada Reborn, dibuka secara apik dengan prolog ‘Merah Putih’ oleh seniman multitalenta Ny Putri Suastini Koster, yang merupakan karya dari istri orang nomor satu di Bali tersebut. (red)