Denpasar (Spotbalinews) –
Aset Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang ada di Bali saat ini telah mencapai Rp23,5 triliun, sehingga keberadaan LPD memiliki kontribusi besar kepada masyarakat. Hal itu terungkap dalam acara Diskusi Nasional Forum Media Peduli LPD-BKS LPD, yang digelar Forum Media Peduli LPD, Kamis (17/02/2022), bertempat di Gedung PWI, Lumintang, Denpasar.
Diskusi yang mengacu pada perkembangan lingkungan strategis, serta mengantisipasi perbaikan ekonomi ke depan ini, menghadirkan 9 narasumber yang berkompeten di bidangnya, seperti Mantan Hakim Konstitusi RI tahun 2015 Dr. I Dewa Gede Palguna, S.H., M.Hum., Mantan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Kapolda Bali yang dalam kesempatan ini diwakili Kepala Bidang Hukum Polda Bali Kombes. Pol. I Gusti Ngurah Rai Mahaputra, S.I.K., Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H., Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Profesor Dr. Drs. I Wayan Ramantha, M.M., Ak., Direktur Utama BPD yang diwakili Kepala Divisi Dana dan Bisnis BPD Bali Ida Bagus Nyoman Ari Suryantara, dari Unsur PHDI Pinandita Drs. I Ketut Pasek Swastika, Unsur MDA Drs. I Gede Nurjaya, M.M. serta Ketua BKS LPD Drs. Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si.
Menurut Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., MM.Ak, CPA, diantara lembaga keuangan mikro lainnya, LPD memberikan kontribusi yang sangat besar kepada masyarakat. Tanggung jawab yang diberikan LPD tidak hanya semata-mata untuk desa pakraman, namun juga untuk Bali, dengan 1.433 LPD yang tersebar diseluruh desa pakraman di Bali.
Kepada LPD, masyarakat menggantungkan kebutuhannya, demikian juga dalam menempatkan dana yang masyarakat ingin dananya produktif. Bila dilihat kontribusinya terhadap perekonomian daerah, dengan total asetnya yang mencapai Rp 23,5 triliun tersebar hampir diseluruh Desa Adat di Bali, menjadikan LPD sebagai polopor sistem keuangan inklusi pertama di Bali.
Lanjutnya, tentang kebijakan keuangan inklusif, LPD pun telah mampu mengembangkan hal tersebut sejak 35 tahun lalu, yang LPD telah menyebar di seluruh desa pakraman di Bali. LPD diatur sedemikian rupa oleh para pendiri terdahulu, supaya sehat, berkelanjutan dan bisa menunjang aktivitas di desa pakraman dan juga menunjang kegiatan agama hindu di Bali.
Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aktivitas masyarakat yang difasilitasi oleh LPD, mulai dari pelaksaan piodalan, pelaksanaan upacara manusia yadnya massal, hingga dukungan-dukungan kepada oraginasi kemasyarakatan, seperti sekaa teruna dan sebagainya.
Hal senada diungkapkan Ketua BKS LPD Drs. Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si.
Terbentuk pada 1984 lalu, hingga saat ini telah banyak lika-liku yang dihadapi LPD sebagai lembaga keuangan milik desa pakraman ini. Mulai dari berjuang memperoleh kepercayaan masyarakat hingga berjuang menghadapi perkembangan zaman. “Tidak luput pula perjuangan LPD dalam menghadapi masalah-masalah internal yang terjadi, yang hingga saat ini perjuangan itu bisa dilewati, yang membuat LPD masih bisa bertahan hingga saat ini,” katanya.
Untuk memperkuat LPD serta meningkatkan kinerjanya, keberadaan Badan Kerja Sama (BKS)-LPD memiliki peran dalam usaha tersebut. Koordinasi dilakukan secara rutin sebagai upaya memperkuat dan mengembangkan LPD ke depan yang terus digempur oleh perkembangan zaman. Selain itu, keberadaan asosiasi ini juga berperan menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi LPD.
Wadah asosiasi inipun tercantum dalam Perda Nomor 3 Tahun 2017 yang salah satu fungsinya yaitu meningkatkan kinerja LPD di seluruh Bali sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing dan SDM yang dimiliki. Pengurus BKS-LPD ini tersebar diseluruh kabupaten/kota di Bali serta di masing-masing kecamatan. Masing-masing pengurus BKS-LPD ini berperan menggali aspirasi LPD disetiap daerah untuk dikoordinasikan yang nantinya hasil koordinasi kembali disebarkan kembali ke daerah masing-masing. “Berbagai kegiatan telah dilakukan BKS-LPD Bali selama ini untuk mendorong perkembangan LPD,” katanya. Seperti pelatihan dan pendidikan rutin dilakukan setiap tahunnya kepada pengurus LPD yang berkerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan (LP) LPD. Koordinasi secara berkala rutin dilakukan untuk membahas program kerja dan permasalahan yang mungkin terjadi. Dan yang paling penting, peran BKS-LPD sebagai wadah kerja sama, melakukan koordinasi antar LPD khususnya soal pemodalan ataupun likuiditas.
Katanya, Pandemi Covid-19, yang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat memang memberi pengaruh juga terhadap lembaga keuangan termasuk LPD. Namun dengan dukungan semua pihak terutama masayarakat adat, LPD masih tetap bertumbuh dan optimis melangkah pada tahun 2022 ini.
Sementara, PHDI Pinandita Drs. I Ketut Pasek Swastika, mengungkapkan, keberadaan LPD sebagai aset milik desa adat yang harus dijaga. Hal tersebut dikarenakan LPD mampu meringankan masyarakat terutama umat Hindu dalam berbagai kegiatan terutama kegiatan keagamaan seperti piodalan dan pemeliharaan pura di Bali.
Ia menambahkan, LPD telah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat di desa adat dalam melakukan swadarma. “Dengan itu, keberadaan LPD harus diperkuat oleh krama-nya (masyarakat adatnya) terutama, didukung pemerintah dan lembaga atau majelis agama ataupun adat,” ungkapnya.
Untuk itu, pada tahun 2022 ini diharapkan LPD harus terus berbenah, terutama dalam memantapkan manajemen baik ke luar ataupun ke dalam. Demikian semangat ngayah yang dimiliki oleh pengurus LPD juga disertai dengan profesionalisme yang akan membuat LPD makin kuat ke depan.
Acara yang dibuka langsung Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali I GMB Dwikora Putra diikuti Staf BKS LPD dan LP LPD Kabupaten/Kota se-Bali dan beberapa dari unsur mahasiswa.
Ihwal awal Forum Media Peduli LPD terbentuk, karena mirisnya informasi maupun pemberitaan terkait LPD yang bermasalah dan bahkan beberapa diduga merugikan krama desa yaitu masyarakat.
Acara ini juga disponsori BPD Bali serta didukung oleh media partner yang terdiri dari 8 media siber yaitu Patrolipost.com, Porosinformatif.com, Baliviralnews.com, Baliilu.com, Penabali.com, Porosbali.com, Baliberkarya.com, dan Barometerbali.com.
(Aya)