Jadi Sarjana TI di Era New Normal, tak Perlu Ke Taiwan Tech, Cukup Kuliah di ITB STIKOM Bali saja

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan bertemu President National Taiwan Univetsity of Scince and Technology ketika berkunjung ke kampus Taiwan Tech itu di Taipei pada 10 Desember 2019.

Denpasar (Spotbalinews) –
Belakangan ini Negeri Formosa (sebutan lain Taiwan) menjadi salah satu primadona para pegiat studi Teknologi Informasi (TI). Keberadaan kampus-kampus dengan reputasi tinggi, berbagai kemudahan dalam seleksi, serta keterjangkauan jarak yang tak terlalu jauh menjadi alasan utama bagi para pemburu kesempatan untuk belajar di Taiwan.

Salah satunya di Taiwan Tech yang merupakan universitas teknologi pertama di Taiwan. Universitas ini terdiri dari tujuh kolese yang mencakup bidang seperti Teknik, Ilmu Komputer, Manajemen, Desain, Ilmu Sosial, Seni Liberal, Ilmu Hak Kekayaan Intelektual, dan Ilmu Terapan, dua puluh tujuh departemen dan fakultas pascasarjana, dan lebih dari tiga puluh satu laboratorium penelitian dan pengembangan teknologi.

Taiwan Tech juga memiliki fasilitas dan pengajaran yang sangat baik yang setara dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, generasi muda Indonesia umumnya dan Bali khususnya, tidak usah repot-repot atau bersusah payah untuk kuliah jauh-jauh ke Taiwan Tech, yakni cukup ke ITB STIKOM Bali saja dengan pengajaran yang sangat baik dan mumpuni juga.

Terlebih, dunia sekarang telah berubah. Kebiasaan lama masyarakat dunia mulai ditinggalkan dan wajib menyesuaikan dengan kebiasaan baru setelah diterjang pandemi Covid – 19. Era New Normal sudah digaungkan sejak tahun 2020 lalu. Tapi menurut pengamatan Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, Minggu (13/06/2021), bertempat di kampus ITB STIKOM Bali, Renon-Denpasar, penyesuaian itu belum maksimal, yakni penyesuaian itu tidak cukup dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. “Tetapi juga dengan menyiapkan generasi muda, menyiapkan anak-anak kita memasuki jenjang pendidikan yang sesuai dengan situasi sekarang dan ke depannya,” katanya.

Dadang meyakini, saat ini dan ke depan adalah eranya bisnis digital. Itulah maka sejak tahun 2020 lalu ITB STIKOM Bali membuka Progran Studi (Prodi) Bisnis Digital dan Prodi Teknologi Informasi untuk melengkapi Prodi Sistem Komputer, Prodi Sistem Informasi, dan Prodi Manajemen Informatika.

Prodi Bisnis Digital ini memiliki lima konsentrasi, yakni Bisnis Perhotelan, Bisnis Kuliner, Bisnis Akuntansi Perpajakan, Digital Marketing, dan Digital Bisnis Seni Pertunjukkan. “Prodi Bisnis Digital ini menghasilkan lulusan yang menguasai teknologi informasi dengan dunia bisnis sehingga mampu bersaing di era digitalisasi saat ini maupun ke depannya,” sebut Dadang.

Sementara, Prodi Teknologi Informasi (TI) akan menghasilkan lulusan yang memiliki keahian di bidang komputer yang mampu merancang, membangun, dan mengoperasikan sistem yang berfokus langsung terhadap implementasi serta infrastrukur sistem pendukung perusahaan dan bisnis.

Selain itu, untuk memenuhi keinginan masyarakat Bali mengingat banyak mahasiswa Bali kuliah di luar negeri, maka sejak tahun 2007 ITB STIKOM membuka Program Internasional Dua Gelar bekerja sama dengan Help University Kuala Lumpur, Malaysia.

“Mahasiswa kami akan mendapat dua gelar yakni gelar Sarjana Komputer (S.Kom) dari ITB STIKOM Bali dan gelar Bachelor of Information Technology (BIT) dari Help University,” beber Dadang. “Saat ini sekitar 150 mahasiswa sedang kuliah Program Internasional,” lanjutnya.

ITB STIKOM Bali yang berada di bawah Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar (Yayasan WDS Denpasar), terus melakukan inovasi. Melihat banyaknya anak muda Bali melanjutkan kuliah di Binus University Jakarta, sejak tahun 2018 lalu ITB STIKOM Bali merintis kerja sama dengan Binus University Jakarta hingga akhirnya merealisasikan membuka Program Nasional Dua Gelar, tahun 2020 untuk gelar S.Kom dari ITB STIkOM Bali dan Sarjana Manajemen (SM) dari Binus University Jakarta.

“Jadi bagi calon mahasiswa asal Bali, kalau ingin kuliah di Binus Jakarta, tidak perlu lagi ke Jakarta, cukup di ITB STIKOM Bali saja, lebih hemat dan punya dua gelar pula, apalagi menguasai TI yang sekarang menjadi primadona,” tandas Dadang. (Aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.