
Denpasar, spotbalinews.com-
Kinerja industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara tetap stabil dan mencatat pertumbuhan positif hingga posisi Agustus 2025. Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, dalam rilis pers yang diterima redaksi Dewannews.com, Senin (13/10/2025). Ia menegaskan, fungsi intermediasi perbankan berjalan baik, sementara likuiditas dan permodalan industri jasa keuangan berada pada level yang memadai.
Penyaluran kredit perbankan (Bank Umum dan BPR) mencapai Rp241,52 triliun atau tumbuh 6,89 persen secara tahunan (yoy), sedikit melandai dibandingkan Agustus 2024 yang tumbuh 8,30 persen. Sebesar 57,84 persen kredit disalurkan untuk kegiatan produktif, dengan porsi modal kerja 32,65 persen dan investasi 25,19 persen. Pertumbuhan kredit investasi mencapai 27,22 persen yoy, mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
Dari sisi sektor, penyaluran kredit terbesar masih didominasi Sektor Bukan Lapangan Usaha (42,16 persen) dan Perdagangan Besar dan Eceran (23,53 persen). Di Bali, peningkatan tertinggi berasal dari sektor nonusaha, di NTB dari sektor pertambangan dan penggalian, dan di NTT kembali didorong sektor nonusaha. Penyaluran kredit ke UMKM tetap menjadi prioritas, dengan porsi mencapai 41,61 persen dari total kredit. Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp297,25 triliun atau tumbuh 7,88 persen yoy, dengan LDR di posisi 81,25 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL) gross tetap terkendali di level 3,12 persen.
Perkembangan sektor pasar modal juga menunjukkan tren positif. Jumlah investor saham di wilayah Bali dan Nusa Tenggara per Agustus 2025 mencapai 282.367 SID atau naik 29,81 persen yoy. Nilai kepemilikan saham tercatat Rp9,16 triliun, sedangkan nilai transaksi saham melonjak 55,80 persen yoy menjadi Rp5,02 triliun. Di sisi lain, sektor pembiayaan juga tumbuh dengan piutang perusahaan pembiayaan mencapai Rp19,30 triliun atau tumbuh 7,23 persen yoy, serta pembiayaan modal ventura naik 2,98 persen yoy.Selain penguatan sektor keuangan, OJK juga terus meningkatkan edukasi dan pelindungan konsumen. Hingga September 2025, sebanyak 333 kegiatan edukasi telah menjangkau 36.900 orang, ditambah 4.487 kegiatan oleh lembaga jasa keuangan melalui program GENCARKAN.
TPAKD di Bali dan Nusa Tenggara juga telah menggelar 708 kegiatan dengan lebih dari 57.000 peserta. Layanan pengaduan dan penarikan data iDeb SLIK pun dimanfaatkan secara luas, dengan 1.492 pengaduan masyarakat dan 20.977 layanan data debitur tercatat sepanjang Januari–September 2025. OJK menegaskan akan terus bersinergi dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga stabilitas sistem keuangan yang berkelanjutan di Bali dan Nusa Tenggara. (rls)