Denpasar, Spotbalinews.com–
Setelah terpaksa vakum pada tahun 2020 akibat pandemi, Ubud Village Jazz Festival (UVJF) telah kembali bangkit dan menggebrak pada edisi ‘Kebangkitan’ yang sangat sukses pada Oktober 2021.
Terlepas dari semua pembatasan dan rintangan, serta selaras dengan protokol pandemi covid 19 yang berlaku. Meski sedikit lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya, hanya menghadirkan line-up nasional, namun menjadi tonggak kembalinya konser Jazz, festival, dan live musik di Bali dan Indonesia.
“Tahun ini, UV3F siap kembali hadir untuk ke-9 kali berturut-turut,” ujar Co founder Ubud Village Jazz Festival 2022, Yuri Mahatma, didampingi co founder lainnya, AA Anom Wijaya Darsana, pada acara jumpa pers, Kamis (04/08/2022) di Goro-Goro Caffe, Sanur
Bertempat di Museum ARMA, Pengosekan, Ubud pada tanggal 12 & 13 Agustus 2022, pihaknya sangat senang dapat mengundang musisi internasional lagi, dengan kebijakan perjalanan yang lebih renggang dan ketersediaan koneksi penerbangan yang walaupun masih terbatas pada beberara destinasi, namun telah menunjukkan keadaan “Open Border”.
“Hal ini semakin diperkuat dengan terpilihnya Ubud Village Jazz Festival sebagai salah satu event yang lolos dari Kharisma Event Nusantara sebagai Event Berskala Internasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia,” katanya. Acara ini tentunya dilaksanakan tetap dengan ketentuan CHSE dan protokol kesehatan Covid-19.
Di antara musisi jazz yang telah dipastikan turut berpartisipasi adalah “The Bernard Van Rossum” (Belanda). Bernard adalah pemain saksofon yang juga mengajar di beberapa konservatori musik terkenal di Eropa (Amsterdam dan Codarts). Dia juga pendiri sebuah band besar flamenco yang mendapatkan begitu banyak umpan balik positif dari penggemar dan kritikus jazz di seluruh dunia.
Van Rossum akan membawa kuartetnya yang juga berkewarga negaraan lainnya, Joan Terrol dan Xavier Vicente Torres dari Spanyo! serta Marco Zenini dari Italy.
“Sum Kim”, seorang gitaris muda, berbakat, dan salah satu yang paling banyak dibicarakan dari generasi baru Korea Selatan juga akan bersama kami. Lulus dengan gelar sarjana (dengan beasiswa) dari Berkley, dan gelar master, Sun Kim mewarnai panggung Jazz Korea dengan interpretasinya yang unik, muda, dan menyegarkan. Pada UVJF Tahun ini Sum Kim akan berkolaborasi dengan musisi asa! Bali, Gustu Brahmanta (drum) serta Kevin Suwandhi (Keyboard).
“Dari Indonesia, kami dengan bangga mempersembahkan “Tohpati”, salah satu gitaris-komposer produser yang paling serba bisa dan diakui secara internasional, yang akan tampil dengan proyeknya, Tohpoti Bertiga,” jelasnya.
Sementara itu, “The Magic Fingers” Balawan dengan Batuan Ethnic Fusion-nya, perpaduan unik antara Jazz, rock, dan gamelan.
Anak ajaib berusia 12 tahun “Gev Delano” dari Semarang, Jawa Tengah. Memang, pemain elektrik bass yang luar biasa. Dia memiliki keahlian dalam instrumennya seperti dia telah memainkannya secara profesional selama 30 tahun. Gev akan berkolaborasi dengan pemain muda Bali Krisna Dharmawan (gitar), Gede Yudistira (keyboard), dan Grady Boanerges (drum). Melihat anak-anak muda ini bermain bersama meyakinkan kami bahwa masa depan Jazz di Indonesia akan baik-baik Saja.
Band muda lainnya adalah “Panacea”, juara 1 UPH Conservatory of Music National Jazz Competition 2022. Sebuah kompetisi nasional yang sangat bergengsi di mana bakat-bakat baru yang luar biasa akan lahir setiap tahun.
Pihaknya menambahkan, juga akan ada Soulfeggio dengan “Tribute to Natalie Cole”, Warman Sanjaya & Irsa Destiwi Projects, dan Gustu Brahmanta Project. Para musisi Bali ini akan menunjukkan bahwa pulau ini memiliki banyak musisi tingkat tinggi yang sangat berbakat. “Akan tampil pula Kasyfi Kalyasyena Trio Feat. Sandy Winarta. Kasyfi adalah pianist Indonesia yang sedang menimba ilmu di negeri Belanda. Dan terakhir Dennis Junio & The Bali Connection, saxophonist berbakat asal Jakarta yang akan mepersembahkan “Tribute to Hank Mobley”, tandasnya. (TimSBN)