Wagub Cok Ace Kukuhkan Pengurus Asosiasi Kebugaran Bali

Denpasar (Spotbalinews) –

Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengukuhkan Dewan Pengurus Pusat Bali Maha Usadhi Asosiasi Kebugaran Bali masa bakti 2022-2027. Acara pengukuhan dilaksanakan di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Rabu (27/4/2022). Dewan Pengurus Pusat Bali Maha Usadhi masa bakti 2022-2027 diketuai Prof.apt.Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta,M.Si. Jabatan Wakil Ketua I dijabat oleh I Ketut Jaman, SS.M.Si.CMMC dan Wakil Ketua II R. Rulick Setyahadi. Sementara sekretaris dan bendahara masing-masing dijabat oleh Ni Ketut Rahma Susanti dan R.R Sriwidanti Yuliandari. Pengukuhan ditandai dengan penyematan pin dan penyerahan pataka.

Dalam sambutannya, Wagub Cok Ace menyampaikan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Prof. Gelgel Wirasuta sebagai inisiator terbentuknya asosiasi yang telah begitu lama didambakan. Sebagai amanat konstitusi, organisasi baru ini harus melalui sejumlah tahapan, mulai dari pemilihan pengurus, pengukuhan hingga rapat kerja untuk merancang program kerja. “Seluruh tahapan telah dilewati asosiasi hingga terlaksananya pengukuhan pengurus hari ini,” ucapnya.

Ia menilai, asosiasi ini terbentuk pada momentum yang sangat tepat karena saat ini pandemi Covid-19 telah memasuki masa transisi. “Meski belum secara resmi ditetapkan sebagai endemi, namun data menunjukkan situasi makin membaik. Angka infeksi dan kematian akibat Covid-19 saat ini sudah terkendali,” ujarnya. Bicara soal wabah, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa pandemi akan diikuti transformasi kehidupan masyarakat, utamanya di sektor ekonomi. Ia lantas mencontohkan transformasi perekonomian Daerah Bali pasca mewabahnya flu Spanyol yang melanda dunia pada tahun 1918 hingga 1920. Kedatangan Belanda yang waktu itu bertujuan membawa obat diyakini sebagai cikal bakal tumbuhnya sektor pariwisata. “Dalam catatan sejarah, wisatawan mulai datang ke Bali pada tahun 1924. Inilah asal muasal transformasi ekonomi Bali dari sektor agraris ke sektor pariwisata. Terjadi lompatan dari sektor primer langsung ke tersier,” imbuhnya. Guru Besar ISI Denpasar ini menambahkan, transformasi saat itu tak diantisipasi dengan sebuah desain. Karena tanpa desain, pariwisata berkembang secara sporadis yang menimbulkan ketimpangan antar sektor dan antar wilayah.

Lebih jauh wagub Cok Ace menambahkan, hal itu menjadi pelajaran berharga dalam menyikapi transformasi pasca pandemi Covid-19. Mencermati fenomena yang berkembang, Wagub Cok Ace menyebut sektor pariwisata Bali saat ini mengalami transformasi dari mass tourism menuju pariwisata berbasis ekonomi kreatif. “Kita melihat, kreativitas di bidang pariwisata sangat dinamis,” ungkapnya. Tak ingin lagi kecolongan sebagaimana transformasi yang terjadi sebelumnya, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster telah melakukan langkah antisipasi dengan mengeluarkan berbagai regulasi. “Bapak Gubernur telah melakukan langkah antisipasi, kita tak ingin lagi mengulang pengalaman sebelumnya. Semua sudah dilindungi dengan regulasi,” bebernya.

Masih dalam sambutannya, Wagub Cok Ace berharap terbentuknya asosiasi kebugaran Bali ini memberi sentuhan pada perkembangan sektor pariwisata. Asosiasi ini diharapkan mampu membawa kebugaran ala Bali bisa bersaing dengan negara lain yang telah terlebih dahulu tersohor dengan teknik kebugaran tradisional seperti China, Thailand dan Jepang.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Bali Maha Usadhi Prof. Gelgel Wirasuta menerangkan ide pembentukan asosiasi ini muncul di tengah pandemi Covid-19. Suatu ketika, dirinya mendapat undangan untuk mengikuti pertemuan yang berkaitan dengan rencana pengembangan Spa ala Bali. “Apa yang dipaparkan saat itu membuat saya sedih karena tidak sesuai dengan warisan leluhur yang memiliki tata cara yang begitu luhur untuk merawat kebugaran,” cetusnya. Berangkat dari keprihatinan itu, ia kemudian tergerak untuk membentuk sebuah asosiasi yang bertujuan mengembangkan konsep kebugaran ala Bali. Asosiasi ini siap bersinergi dengan pemerintah dan stakeholder pariwisata.(rls)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.