Bank BPD Bali Cabang Singaraja dan Seririt Bersinergi dengan BKS-LPD Buleleng Sharing Strategi Pengelolaan LPD

BPD Bali Cabang Singraja dan Seririt bersinergi dengan BKS-LPD Buleleng mengadakan Rapat Tahunan BKS-LPD Buleleng dengan tema Strategi Pengelolaan LPD terkait Covid-19 di Singaraja dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, Rabu (23/12) di LPd Desa adat Ambengan

Singaraja (Spotbalinews) –

Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Cabang Singraja dan Seririt bersinergi dengan BKS-LPD Buleleng mengadakan Rapat Tahunan BKS-LPD Buleleng dengan tema Strategi Pengelolaan LPD terkait Covid-19 di Singaraja dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, Rabu (23/12) di LPd Desa adat Ambengan di mana menghadirkan puluhan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) se-Kabupaten Buleleng.

Kepala Bank BPD Bali Cabang Singaraja, I Made Sudarma, S.E, M.M didampingi Sanjaya Caesar , Kepala Cabang Seririt berharap pada LPD di Kabupaten Buleleng agar kerja sama yang terjalin selama ini dengan baik bisa tetap dijaga dan bersinergi terkait setoran dananya tetap di BPD. “Harapan akhir tahun agar dana likuiditas LPD disetor ke Bank BPD. Program E-Link sudah berjalan dan 2021 progresnya terus meningkat,” jelasnya. 

Ketua BKS-LPD Kabupaten Buleleng, I Made Nyiri Yasa yang juga Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Adat Ambengan mengatakan ditengah pandemi ini LPD fokus pada likuiditas, mengajukan permohonan ke Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali dan MDA Provinsi Bali bagaimana perlindungan hukum adat ucapanya. 

Selain itu kata dia, kerja sama dengan mitra LPD di Bali umumnya dan Buleleng khususnya dengan Jamkrida Bali Mandara terkait jaminan kredit apabila debitur meninggal dan kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Cabang Singaraja dan Seririt, bahwa bank milik masyarakat Bali ini sudah memberikan pelayanan prima kepada LPD di Buleleng. Saat ini terdapat 169 LPD di Kabupaten Buleleng

“Di satu sisi agar BPD Bali mencarikan regulasi baru agar LPD bisa meminjam kredit di Bank BPD Bali dengan bunga yang berimbang,” ucapnya.

Terkait Covid-19 dikatakan Nyiri Yasa perkembangan LPD sekarang ini sesuai dengan tempat geografisnya. Jika nasabahnya sebagian besar dari pariwisata maka LPD akan terdampak. Jika LPD yang berada di daerah pertanian, perkebunan dan peternakan tidak terlalu berpengaruh dibuktikan dengan peningkatan deposito, tabungan dan laba tercapai serta aset meningkat. “Seperti yang dialami LPD Adat Ambengan. Apapun kebijakan Bank BPD Bali agar berpihak pada LPD,” kata Yasa.

Drs. I Nyoman Indrayasa, Koordinator LPLPD Kabupaten Buleleng menyampaikan bahwa perkembangan LPD pada kondisi Covid-19 ini berpengaruh dari sisi pendapatan. Namun harus ada langkah yang diupayakan oleh LPD dari sisi penambahan likuiditas di masing-masing LPD. Ia mengakui memang kondisi LPD tidak sama, tapi dalam hal ini harus membuat kebijakan untuk menyikapi perkembangan LPD. 

“Mudah-mudahan dengan kebijakan LPD tidak kebingungan. Contoh misalnya ada LPD yang kekurangan likuiditas langkah upaya apa yang dilakukan dalam menaikkan pendapatan bunga kredit di LPd guna mendukung likuiditas yang ada. Itu sudah kita lakukan dan pembinaan-pembinaan kredit sudah kita lakukan. Kita mohon LPD di desa adat agar melakukan pendekatan ke badan pengawas internal bagaimana cara menangani kredit yang macet,” papar Indrayasa. 

Pemucuk LPD Desa Adat Pejarakan, Nengah Madra, S.E mengatakan dari pertemuan ini dapat saling bertukar informasi dengan 50 LPD se-Kabupaten Buleleng tentang dampak Covid-19. Sehingga bisa mencari hal-hal positif yang bisa diterapkan dalam menghadapi kondisi ini. 

“Sekarang ini kita benar-benar memperhatikan cadangan likuiditas, kredit, rescheduling termasuk penanganan kredit. Dengan demikian dapat meningkatkan likuiditas dan mampu menyelesaikan kredit bermasalah. Upaya yang dilakukan dalam penanganan kredit bermasalah di lapangan demi kembalinya dana semaksimal mungkin,” ungkapnya. (Yes)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.