Jembrana (Spotbalinews) –
Bank Indonesia terus mendukung upaya pemerintah dalam mendorong kakao Jembrana tetap menjadi salah satu komoditas ekspor primadona Bali, sehingga tidak hanya mengharumkan nama Jembrana secara internasional, khususnya pasar Eropa dan Asia, namun juga memberikan manfaat ekonomi bagi para petani dan masyarakat disekitarnya.
Terbukti, pada Senin (24/01/2022) BI Bali bersama Pemkab Jembrana meresmikan pengiriman biji kakao KTT Merta Abadi 1000 kg ke pasar ekspor.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho, aroma biji kakao merupakan salah satu keunikan yang dimiliki komoditas kakao Jembrana, Bali dibandingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pun terus mengidentifikasi potensi-potensi daya saing ekspor daerah sebagai upaya mendorong lahirnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu daerah yang diidentifikasi adalah Kabupaten Jembrana yang memiliki komoditas ekspor unggulan yaitu kakao.
Sejak tahun 2011, para petani di subak-subak abian yang tergabung dalam KSS melaksanakan program kakao lestari. Mereka berupaya membudidayakan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan khususnya yang berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Dengan pendampingan intensif oleh Yayasan Kalimajari, Koperasi KSS berhasil mengantongi sertifikasi UTZ sebagai penanda petani kakao di Jembrana telah menerapkan sustainable farming.
Kata Trisno, salah satu upaya yang dilakukan KPwBI Provinsi Bali dalam rangka pelaksanaan implementasi program strategis Bank Indonesia #02 yakni pengelolaan CAD, adalah melakukan pengembangan UMKM berorientasi ekspor di sektor pertanian dan kelautan.
Berkaitan dengan pengembangan komoditas kakao tersebut, KPwBI Bali melakukan pembinaan di sektor hulu dengan menggandeng KTT Merta Abadi sebagai kelompok yang dibina untuk melakukan budidaya kakao dengan menggunakan sistem penanaman, dan budidaya secara organik dengan menggunakan microbakter MA 11.
“Adapun sebagai bentuk komitmen kami terhadap pengembangan kakao Jembrana melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) PKE UMKM, kami sampaikan bantuan kepada KTT Merta Abadi berupa infrastruktur sumur bor, sepeda motor roda tiga, cultivator, gerobak dorong, mesin penyemprotan dan handsprayer,” kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho.
Kata Trisno, untuk menciptakan pembinaan yang utuh dari hulu (budidaya) hingga hilir, KPwBI Prov Bali melakukan pembinaan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang melakukan pengolahan biji kakao yang tidak lolos kualifikasi untuk diekspor ke luar negeri, sehingga memiliki nilai tambah untuk dijual kepada masyarakat sekaligus sebagai program pemberdayaan perempuan.
Sementara itu menurut Bupati Jembrana I Nengah Tamba , Kabupaten Jembrana memiliki lahan kakao sebanyak 75 hektar, namun baru terisi sebanyak 25 ribu pohon saja. “Kedepannya produktivitas kakao akan lebih kami optimalkan lagi,” jelasnya.
Kepeduliannya terhadap komoditas kakao ini, pihaknya buktikan dengan menghadirkan produk coklat morning.
“Cokelat morning ini merupakan wujud menyapa tamu sekaligus memperlihatkan potensi alam di Kabupaten Jembrana ujung barat Bali, yaitu komoditi Kakao,” jelasnya.
Katanya, cokelat menjadi salah satu minuman sajian bagi tamu-tamunya yang datang ke Kabupaten Jembrana. “Hal ini untuk mengenalkan potensi cokelat yang kita miliki. Kita bangga, karena kualitas cokelat kita sudah diakui dan berkualitas baik,” ucap Bupati Tamba.
Lebih lanjut, Bupati Tamba mengatakan bahwa, selain produksi kakao yang sudah disediakan petani Jembrana, juga perlu dipikirkan pasca produksi dari sisi hilir, terutama turunan produk kakao seperti bubuk cokelat dan lainnya. Salah satunya melalui ajang cokelat morning ini untuk mengenalkan produk-produk UKM.
“Sebelumnya kami kenalkan ‘Cokelat Pak Ngah’, salah satu produk UMKM di PLUT Jembrana kepada tamu-tamu Pemkab Jembrana. Harapan kita, agar semua bangkit bersama dan UMKM kita terus bertumbuh memperbaiki kualitasnya,“ harap Bupati Tamba. (aya)