Denpasar (Spotbalinews) –
Dalam rangka mendorong terciptanya ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien khususnya di sektor perdagangan ritel, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali bersinergi dengan Pemerintah Kota Denpasar, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dan Desa Adat Pemogan menyelenggarakan peresmian Digitalisasi Pembayaran dan Program S.I.A.P QRIS (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS) di Pasar Tradisional Galang Ayu Desa Adat Pemogan, Denpasar, Sabtu (9/4/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta, Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si. (Cok Ace), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Pimpinan Bank BPD Bali, jajaran Perangkat Desa Adat Pemogan, dan perwakilan pedagang pasar.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Pasar tradisional, sebagai jantung kegiatan ekonomi masyarakat, menjadi salah satu prioritas perluasan digitalisasi karena urgensi opsi pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan handal seperti QRIS meningkat seiring dengan relaksasi pembatasan mobilitas antar manusia,” ujarnya.
Terbukti, sebanyak 107 pedagang di Pasar Galang ayu telah menggunakan QRIS, serta pasar ini secara khusus dipilih karena ekosistem digital nya telah siap dan memadai, yakni meliputi penggunaan QRIS lebih dari 60% pedagang hingga pengelola parkir.
Kata Trisno, program S.I.A.P QRIS akan terus diperluas ke berbagai pasar maupun pusat perbelanjaan lainnya untuk semakin meningkatkan penggunaan QRIS sebagai solusi pembayaran nirsentuh yang lebih higienis guna mempercepat pemulihan ekonomi Bali dan nasional.
Sementara itu, menurut Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta, pandemi Covid-19 membuat transaksi digital khususnya e-commerce terus meningkat. Data BI memperlihatkan hingga saat ini transaksi di e-commerce sudah mencapai 21 juta consumer digital
“Tren tersebut menunjukkan bahwa sikap masyarakat sudah mulai berubah selama masa pandemi ini. Masyarakat sudah mulai berpindah untuk melakukan transaksi secara online,” katanya.
Artinya yang tadinya tidak biasa melakukan belanja online seperti baby boomer mulai mau untuk belanja secara online. Hal ini dikarenakan adanya PSBB atau PPKM yang akhirnya memaksa untuk belanja secara online.
Menurutnya, tren peningkatan ini akan terus berkembang ke depannya meski ke depan pandemi sudah berakhir. Kebiasaan masyarakat melakukan transaksi online tidak akan berkurang.
“Digitalisasi ini memberikan customer experience dengan segala kemudahannya dalam melakukan transaksi online. Dari customer experience ini terakumulasi hingga sudah berubah menjadi customer behaviour jadi susah untuk kembali ke transaksi yang bentuknya offline,” tegas Fili.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta, didampingi Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si. (Cok Ace), dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, pada kesempatan tersebut juga melakukan peninjauan dan experience bertransaksi langsung dengan QRIS pada beberapa beberapa pedagang di Pasar Galang Ayu, serta menyampaikan apresiasi atas dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Bank BPD Bali dalam penerapan digitalisasi ini yang diharapkan akan semakin mendorong roda kegiatan transaksi di pasar. (aya)