BI Bali : Pengguna QRIS di Bali Lampaui 1 juta Pengguna atau Tumbuh 27,6 Persen

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Erwin Soeriadimadja (no 2 dari kiri), Didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari (no 3 dari kiri), dalam acara Ngeraos Sareng Media dan Capacity Building yang digelar di Nusa Lembongan Klungkung, Kamis 12 September 2024.

Nusa Lembongan, spotbalinews.com-

Implementasi metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu inisiatif Bank Indonesia (BI) untuk mendorong ekonomi digital di tengah pariwisata Bali. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Erwin Soeriadimadja, Didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, dalam acara Ngeraos Sareng Media dan Capacity Building yang digelar di Nusa Lembongan Klungkung, Kamis 12 September 2024.

“QRIS ini bertujuan untuk menyederhanakan, mempermudah dan juga memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan pembayaran digital di seluruh Indonesia, bahkan di beberapa negara,” kata Erwin.

Menurut Erwin, perkembangan QRIS di Bali telah menunjukkan tren peningkatan. Saat ini pengguna QRIS di Bali telah melebihi 1 juta pengguna atau tumbuh 27,6 persen.

Demikian pula transaksi QRIS mencapai 7, 60 juta transaksi dengan nilai nominal di atas Rp1 triliun atau tumbuh 137 persen secara yoy. Sedangkan jumlah merchant yang menyediakan QRIS sudah lebih dari 850 ribu.

Katanya, akselerasi penggunaan QRIS ini cukup tinggi dan perlu kita sambut untuk kemudahan transaksi pembayaran. Perkembangan digitalisasi QRIS juga diikuti perkembangan di indikator sistem pembayaran lainnya yang nontunai seperti penggunaan kartu kredit, BI Fast serta penggunaan platform e-Commerce yang harus dijaga dan pertahankan untuk menuju sebuah perekonomian yang efisien.

Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi di Bali. Seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini sudah terintegrasi dengan sistem digital, termasuk dengan penggunaan QRIS standar yang mendorong transaksi elektronik. Erwin menyebut Bali sebagai digital island yang siap menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

“Bali juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,36%, melampaui rata-rata nasional dan menempatkan provinsi ini dalam jajaran tujuh besar ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia,” jelasnya.

Erwin menambahkan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2024 sebesar 5,36 persen, masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 5,05 persen.

“Ini merupakan capaian yang sangat bagus. Inflasinya juga masih terjaga di level 2,7 persen dan masih dalam koridor inflasi nasional,” imbuhnya.

Erwin menekankan pentingnya keberlanjutan sebagai kunci pertumbuhan Bali ke depan. Ia menyebutkan bahwa sektor pertanian dan perikanan memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mendukung industri pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali.

Sementara itu, menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, bahwa kedatangan wisatawan ke Bali sudah hampir kembali ke angka sebelum pandemi, yang memperkuat sektor pariwisata di daerah ini.

“Pariwisata, masih berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali dengan cakupan sekitar 41 persen,” katanya.

Selain membahas ekonomi, pariwisata dan digitalisasi, acara tersebut juga menghadirkan tokoh pers nasional, Dahlan Iskan, yang berbagi pandangan mengenai profesi wartawan di era digital.

Dahlan mengungkapkan bahwa menjadi wartawan adalah pilihan hidup yang menuntut inovasi terus-menerus agar dapat bertahan di tengah perubahan zaman. (Sbn)

 

Mungkin Anda Menyukai