Singaraja, Spotbalinews.com–
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali terus menyosialisasikan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code, agar proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Salah satunya melalui digitalisasi masuk kampus dengan cara menggelar Seminar Nasional Bank Indonesia bersama anggota Komisi XI DPR RI dan BPD Bali di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan, Singaraja, Jumat, 24 Juni 2022.
Dengan mengangkat tema ‘Sistem Pembayaran Non Tunai QRIS dalam Sistem Perbankan Indonesia’, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, digitalisasi di kampus untuk mendorong perubahan budaya pembayaran tunai menjadi non tunai.
“Kalau anak-anak muda tidak tahu digitalisasi kan sayang. Saya kira digitalisasi menjadi penting buat anak-anak,” kata Trisno Nugroho.
Digitalisasi yang sebelumnya suatu keniscayaan, kini menjadi hal jamak yang dilakukan oleh setiap individu. Bahkan, menjadi kebutuhan. Selain itu, penggunaan transaksi non tunai memiliki tingkat keamanan, ketepatan dan kemudahan dalam proses transaksi.
Sementara, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya menjelaskan peran legislatif dalam mendukung inklusi dan ekonomi digital.
“Kami sebagai salah satu mitra, dengan adanya payung hukum. Bank Indonesia saat ini banyak melakukan transaksi luar dan dalam negeri dan juga banyak inovasi dilakukan,” kata Rai Wirajaya.
Rai Wirajaya juga menyinggung peran Bank Indonesia dalam menciptakan sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dalam bertransaksi di mesin apa saja. “GPN dalam kartu ATM simbol nasionalisme,” kata Rai Wirajaya.
Sementara itu, Menurut Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja,Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., MA, mengapresiasi berbagai bantuan BI dan anggota Komisi XI DPR RI yang bertujuan untuk peningkatan SDM kelembagaan melalui program beasiswa, hingga bantuan perpustakaan.
Pihaknya pada kesempatan tersebut juga menjelaskan keberadaan STAHN Mpu Kuturan memiliki progres program studi hingga puluhan yang diminati oleh masyarakat Buleleng. Mpu Kuturan kata dia tidak semata lembaga pendidikan Hindu yang mencetak sarjana semata tapi menekankan pada karakter agamawan.
” Mpu Kuturan mendukung moderasi beragama, inklusif dan rumah kerukunan bagi lintas etnis yang mengenyam pendidikan disini,”tandasnya. (TimSBN)