Denpasar (Spotbalinews) –
Kantor Urusan International Universitas Udayana (KUI UNUD) menjalin kerjasama dengan “New World Together” sebuah nongovernment organization (NGO) bertaraf internasional.
Jalinan kerjasama tersebut direalisasikan melalui penyelenggarakan kegiatan workshop dan pengabdian di hutan mangrove (bakau).
Koordinator KUI Unud Dr.Eng. Ir. Ni Nyoman Pujianiki, ST, MT, M.Eng, IPM menjelaskan Kerjasama ini ditujukan untuk meningkatkan kepekaan civitas akademika Unud utamanya mahasiswa terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan. “Workshop dan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan mahasiswa asing dan lokal yang kuliah di Unud dari berbagai disiplin ilmu,” tutur Dosen FT Unud itu disela-sela kegiatan workshop bertajuk ‘Pathway to achieve the sustainable transition globally,’ di Kampus Unud, Jln PB. Sudirman Denpasar, Jumat (8/4/2022).
Kerusakan lingkungan akibat prilaku masyarakat yang tidak ramah, tutur Dr. Pujianiki, sebagai pertimbangan utama kerjasama tersebut. Contohnya, masyarakat masih terbiasa membuang sampah sembarangan sehingga perlu dilakukan sosialisasi bahwa kebiasaan tersebut harus segera dihentikan. Kalangan mahasiswa, kata Dr. Pujianiki, diharapkan mampu menjadi pioneer atau relawan untuk menyadarkan masyarakat agar mengelola sampah secara baik sesuai dengan berbagai anjuran pemerintah.
“Anjuran yang dimaksud memilah sampah dari sumbernya, dan mengelolanya dengan tiga R (reuse, reduce, and recycle),”paparnya.
Dr. Pujianika menyatakan gembira dengan antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut.
Sementara itu Mr. Benjamin Casteillo, founder of New World Together (NTW) saat berbicara dihadapan peserta workshop menjelaskan pentingnya kolaborasi dalam menyelamatkan bumi dari kerusakan yang lebih parah. Pendekatan multidisiplin, lanjutnya, dengan melibatkan kajian ilmu lingkungan, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, evolusi biologi hingga spiritual.
“NTW memiliki visi mensejahterakan umat manusia dengan membangun harmonisasi antara manusia, alam, dan nilai-nilai universal. Misinya meningkatkan pengetahuan, alat dan pengalaman untuk mengkatalisasi evolusi menuju pembangunan berkelanjutan dan merata di seluruh dunia,” jelas pria berkebangsaan Prancis itu.
Mr. Benjamin mengingatkan badan manusia terbentuk dari unsur-unsur alam, manusia sangat tergantung pada ketersediaan bahan makanan, air dan udara.
“Hal ini menunjukkan adanya interkoneksi dimana kita sangat tergantung pada lingkungan agar bisa hidup secara berkelanjutan,” tegasnya meyakinkan peserta workshop.
Akantetapi, prilaku manusia cendrung tidak terkontrol seperti konsumsi berlebihan terhadap sumberdaya alam, mengakibatkan kerusakan lingkungan, menimbulkan polusi (udara, tanah dan air), maupun perubahan iklim. Prilaku lain yang tidak sejalan dengan semangat melestarikan alam diantaranya hostility (predator, persaingan, dan virus), scarcity atau kelangkaan (berkurangnya sumber daya alam yang vital bagi kehidupan masyarakat) dan separation (social rejection).
“Separation artinya kita baru peduli terhadap lingkungan jika kita berkumpul, namun saat dalam kondisi terpisah satu sama lain, kepedulian itu melemah,” ujarnya.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 70 peserta dan dibuka Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unud Prof. Dr. Drh. I Nyoman Suarsana, MSi diwakili Koordinator KUI Unud Dr. Pujianiki. Dalam sambutannya Prof. I Nyoman Suarsana menegaskan kerusakan lingkungan di Indonesia dan Bali khususnya meningkat dari waktu ke waktu. Kerusakan ini, katanya, dapat diakibatkan bencana alam dan juga aktivitas masyarakat. Penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas masyarakat seharusnya dapat diantisipasi melalui peningkatan kepekaan masyarakat terhadap dampaknya dalam pembangunan.
“Saat ini sudah ada kelangkaan sumber daya air, kepunahan flora dan fauna. Sadarilah semua itu akan berdampak pada kehidupan umat manusia,” tegas Prof. Suarsana seperti dibacakan Dr. Pujianiki.
Kegiatan workshop dan pengabdian kepada masyarakat itu dilaksanakan di dua tempat, usai mengikuti workshop di kantor KUI Unud, peserta melakukan bersih-bersih hutan bakau di Denpasar Selatan. Peserta yang umumnya mahasiswa asing itu sangat antusias membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di hutan bakau. (Ist)
Sumber : www.unud.ac.id