Mangupura, spotbalinews.com-
Pada 11 Maret 2025, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) bertema “Mewujudkan Ketahanan Pangan Kabupaten Badung serta Menjaga Stabilitas Harga pada bulan Ramadhan, Idul Fitri 1446 H, dan Nyepi Tahun Caka 1947”.
Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa dan dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda KabupatenBadung, Pimpinan Bulog Bali, Pimpinan Perangkat Daerah, serta anggota TPID Kabupaten Badung.
Dalam arahannya, Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan catatan BPS, Kabupaten Badung mengalamideflasi sebesar -0,89% (mtm) pada Februari 2025 dengan inflasi tahunan sebesar 0,98% (yoy), atau beradadi bawah koridor target inflasi yang ditetapkan pemerintah 2,5±1%. Meskipun pada Februari tercatatdeflasi, terdapat potensi peningkatan tekanan inflasi menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri sejalan denganmeningkatnya permintaan masyarakat untuk merayakan hari raya.
Oleh karena itu, diperlukan langkah antisipasi untuk menjaga kenaikan harga pangan yang memiliki bobot inflasi tinggi, seperti daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, beras, minyak goreng, telur ayam ras, tomat, dan ikan tongkol.
Selanjutnya Kepala BPS Kabupaten Badung, Komang Bagus Pawastra, mengungkapkan bahwa fenomena deflasi di Kabupaten Badung pada Februari 2025 bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas yang mencatat mengalami penurunan harga adalah cabai rawit, bawang merah, dan daging ayam ras. Namun demikian, masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, seperti tepung terigu dan minyak goreng, sehingga perlu terus dipantau secara ketat.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, menyatakan bahwamenjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri, risiko kenaikan harga cenderung meningkat. Terlebih lagi,Kabupaten Badung sebagai salah satu destinasi wisata internasional terkemuka, memiliki kebutuhanpangan yang tidak hanya mencakup konsumsi penduduk lokal, namun juga wisatawan yang jumlahnyacukup besar.
Sebagai upaya stabilisasi harga, diperlukan mitigasi melalui optimalisasi strategi 4K, yaituketerjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Beberapa upayapengendalian harga yang direkomendasikan adalah penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengandaerah pemasok, perluasan contract farming dengan petani, serta kolaborasi dengan sektor perhotelan danplatform e-commerce untuk memperkuat akses masyarakat terhadap produk lokal.
Pada akhir pertemuan, Bupati Badung meminta agar jajarannya melakukan pemantauan secara intensifperkembangan program peningkatan produktivitas sektor pertanian, termasuk optimalisasi sistem irigasidan mekanisasi budidaya pertanian.
TPID Kabupaten Badung diarahkan untuk terus memperkuat kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk mendukung ketahanan pangan. Peran strategis Perumda Pangandan Pasar akan terus dioptimalkan, khususnya sebagai offtaker hasil pertanian untuk menjaga hargakomoditas strategis tetap terjangkau.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Badung juga sedang merumuskaninsentif khusus bagi petani untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian.
Dengan berbagai langkah strategis ini, TPID Kabupaten Badung optimis mampu menjaga inflasi dalamkoridor target yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5±1%, serta mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan. (Rls)