Mangupura, Spotbalinews.com-
Lintasarta, perusahaan yang bergerak di bidang Informations and Communication Technology (ICT) Total Solutions, melaksanakan closing ceremony road show program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool pada hari Kamis, 20 Oktober 2022 di Swiss Bell Rainforest, di Jl. Sunset Road Kuta.
Menurut General Manager Corporate Secretary Lintasarta, Ade Kurniawan, Lintasarta Developer Talk adalah kegiatan developer gathering dalam rangka sosialisasi program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool, serta sebagai wadah berbagi pengetahuan terkait dunia pemrograman komputer dengan para pakar.
“Program ini tidak hanya menyediakan kurikulum gratis bersertifikasi global, tetapi juga layanan teknologi komputasi awan (cloud computing) gratis yang didukung oleh Lintasarta Cloudeka, yang dapat digunakan oleh peserta program sebagai wadah berbagai aplikasi yang telah dibuat selama program,” katanya.
Menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS), adopsi teknologi cloud computing di Indonesia, khususnya di lembaga publik, secara umum masih tergolong rendah.
Padahal, hasil temuan riset CSIS menyebutkan bahwa layanan cloud dapat berkontribusi hingga Rp35 triliun untuk perekonomian Indonesia. CSIS juga mengkalkulasi bahwa peningkatan produktivitas dari penggunaan cloud di sektor publik dapat menciptakan sekitar 95 ribu lapangan kerja.
“Seiring dengan meningkatnya kebutuhan berbagai badan usaha untuk beralih ke digital, layanan cloud adalah salah satu fitur yang krusial,” jelasnya. Layanan cloud dengan kualitas tinggi dapat meningkatkan kualitas suatu entitas usaha yang semula hanya mengandalkanproses manual menjadi proses digital yang lebih efektif dan efisien.
Kebutuhan akan cloud yang semakin meningkat ini didukung oleh Lintasarta melalui layanan cloud yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. Lintasarta Cloudeka, sebagai layanan cloud dari dan untuk Indonesia, memiliki fitur Deka Prime yang dilengkapi dengan sistem virtualisasi berbasiskan VMWare untuk layanan berbasis infrastruktur (IaaS), selain itu, Cloudeka juga memiliki sistem Deka Flexi sebagai sistem Infrastruktur as a Service yang fiturnya mirip dengan Hyperscaler, dan Deka Box sebagai media penyimpanan berbasiskan Object Storage.
Selain itu, ada juga Deka Vault yang merupakan Sistem Backup dan Disaster Recovery, serta Deka Premium, yaitu layanan komputasi awan pribadi. Untuk layanan berbasis platform (PaaS), Cloudeka memiliki layanan Deka Harbor atau container as a service yang didukung teknologi Redhat Openshift.
Terakhir, untuk layanan berbasis perangkat lunak (SaaS), Cloudeka memiliki Deka APM yang memiliki fungsi sebagai layanan untuk memonitor Performa Aplikasi. Berbagai fitur ini diciptakan untuk mendukung kebutuhan industri dari skala yang bervariasi, mulai dari korporasi hingga UMKM, termasuk bagi
developer pemula yang ingin menggunakan layanan cloud.
“Tahun ini, pemanfaatan layanan cloud dari Cloudeka ini sudah disesuaikan dengan kurikulum full-stack developer dan profil calon peserta,” jelasnya.
Pihaknya memahami bahwa peningkatan keterampilan IT tidak hanya bisa dicukupi dengan kurikulum, tetapi juga dibutuhkan infrastruktur pendukungnya. Untuk itu, pihaknya sediakan layanan cloud dari Cloudeka ini untuk membantu teman-teman peserta memaksimalkan penerapan dari ilmu yang diberikan selama program.
“Harapan kami, akan ada lebih banyak manfaat nyata yang dirasakan oleh teman-teman peserta program,” tandasnya. (TimSBN)