Denpasar (Spotbalinews) –
PT Pegadaian terus melakukan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan uluran tangan. Kali ini perusahaan berbagi dengan menyalurkan bantuan untuk Yayasan Tungked Werdha Bali.
Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Pegadaian Wilayah VII Denpasar, Hakim Setiawan yang dihadiri langsung oleh Pembina Yayasan Tungked Werdha Bali, I Nyoman Partha dan Perum Bulog Bali, Muhammad Husein, Rabu (27/4/2022), di Kantor Pegadaian, Renon
Hakim menyatakan, penyaluran bantuan kepada Yayasan Tungked Werdha Bali dengan program Pegadaian Peduli menyerahkan bantuan sebanyak 4424 Paket Sembako Program TJSL dengan bekerja sama dengan Perum Bulog.
Katanya, hal ini merupakan bentuk kepedulian Pegadaian terhadap masyarakat dan rasa syukur atas pencapaian yang didapat oleh perusahaan selama ini.
“Kegiatan positif ini kami lakukan sebagai bentuk rasa syukur Pegadaian, karena hingga kini, Pegadaian mampu menjadi perusahaan yang sehat dan senantiasa dipercaya oleh masyarakat,” katanya.
Sementara menurut Pembina Yayasan Tungked Werdha Bali, I Nyoman Partha sekaligus politisi yang saat ini duduk di Komisi VI DPR RI, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada seluruh Insan Pegadaian yang telah memberikan bantuan kepada yayasannya dan pihaknya mengharapkan perusahaan BUMN ini bisa terus memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Yayasan Tungked Werdha Bali yang khusus mengayomi para lansia telantar dan ditelantarkan di Bali ini mengucapkan banyak terimakasih,” katanya.
Partha mengatakan, bantuan ini sangat diperlukan oleh lansia telantar dan ditelantarkan. Yayasan yang terbentuk sejak 2018 berdasarkan Perda 11/2018 Provinsi Bali tentang Kesejahteraan Lansia ini punya program rutin seminggu dua kali menyambangi lansia di berbagai pelosok.
Disebut telantar, karena kondisi para lansia yang dikunjungi memang minim perhatian. “Dalam rumah beliau para lansia hidup sendiri. Ada yang memang sendiri, ada juga yang ditinggal karena keluarga ada kepentingan lain. Miskin, kontribusi, dan tidak mendukung untuk bekerja. Jadi kami hadir menyemangati mereka, sekaligus menggugah desa setempat agar ikut tergerak, mengalokasikan dana desa untuk lansia,” jelasnya.
Politikus asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawatibimi menambahkan, berdasarkan catatan yayasan, jumlah lansia telantar dan ditelantarkan di Bali tahun 2018 mencapai 13.000 lebih orang. “Telantar karena mereka tidak mendapatkan apa yang seharusnya didapat oleh lansia. Misalnya cek tensi sebulan sekali, asupan gizi, ruang sosialisasi,” tandas Partha. (aya)