Denpasar (Spotbalinews) –
Pejabat Karantina Pertanian Denpasar melakukan pemeriksaan terhadap 2 ton kakao asal Jembrana dengan nilai ekspor 140 juta rupiah.
Selain Jepang, pasar kakao Jembrana juga sudah menembus pasar Jerman, Amerika Serikat, Austria, Portugis, Maroko, Saudi Arabia, Singapore, Korea Selatan, dan Belgia. Dimasa pandemi sekarang, dari data Iqfast, ekspor komoditas kakao dari Jembrana sudah mencapai 5,3 ton.
“Sesuatu yang sangat menggembirakan ditengah situasi pandemi para petani kakao organik Jembrana dibawah binaan Koperasi Kerta Semaya masih mampu melakukan ekspor ke Belgia, dan saat ini luar biasanya bisa menembus pasar Jepang sehingga diharapkan benar-benar akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali dari sektor pertanian” ungkap Terunanegara, Kepala Karantina Pertanian Denpasar diruang kerjanya
Dengan adanya berbagai ekspor komoditas pertanian dari Bali, diharapkan dapat mendongkrak roda ekonomi dan menarik minat kalangan muda untuk terjun ke bidang pertanian.
Kakao jembrana merupakan salah satu komoditas unggulan yang sudah diekspor ke berbagai negara. Kali ini, perluasan pangsa pasar kakao Jembrana diperluas ke Asia Timur, tepatnya ke Jepang.Komoditas pertanian asal jembrana,Bali ini mempunyai keunggulan tersendiri dikarenakan petani melakukan pengolahan pascapanen sedikit berbeda melalui teknik fermentasi. Selain itu, Jepang juga mempersyaratkan kakao tersebut terjamin keamanan pangannya.
Setelah beberapa kali contoh kakao jembrana dikirim ke Jepang, kali ini petani kakao jembrana dapat menarik napas lega karena komoditasnya sudah bisa diekspor dalam jumlah besar.(rls)