Singaraja, Spotbalinews.com-
Peternak kambing di Desa Wanagiri, Buleleng diminta untuk mulai memanfaatkan dan mengolah limbah kulit kopi yang dihasilkan menjadi pakan ternak kambing. Upaya pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit kopi menjadi pakan ternak kambing menjadi salah satu upaya dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular dalam industry kopi di Bali. Apalagi saat masa panen kopi limbah kulit kopi sangat melimpah dan dapat menimbulkan permasalahan lingkungan jika tidak diolah.
“Kulit kopi juga biasanya dikeringkan dan kemudian diberikan pada ternak kambing sebagai tambahan pakan, tanpa ada perlakuan khusus. Kulit kopi kering sangat tinggi kandungan selulosanya, ini dapat menurunkan daya cernanya. Maka perlu setuhan teknologi pengolahan melalui fermentasi” kata akademisi Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. Ni Ketut Mardewi, M.P saat dikonfirmasi di Desa Wanagiri, Buleleng disela-sela monitoring Program Kemitraan Masyarakat pada Jumat (26/5).
Menurut Mardewi, melalui teknologi fermentasi kandungan selulosa atau serat kasar dari kulit kopi akan lebih rendah, daya cernanya meningkat dan masa simpan lebih lama. Kulit kopi fermentasi dapat dijadikan sebagai sumber konsentrat bagi ternak kambing.
Mardewi mengungkapkan produksi kulit kopi dapat mencapai 40-50% dari volume panen, dan
biasanya akan ditumpuk di bawah pohon kopi dengan maksud sebagai pupuk, namun kulit kopi sangat mudah ditumbuhi jamur karena kandungan airnya tinggi dan ini sangat berbahaya bagi tanaman kopi.
Mardewi menyatakan berdasarkan beberapa kajian kebutuhan pakan hijauan untuk seekor kambing dalam sehari adalah 10 % dari bobot badannya dan penting pula memberikan pakan konsentrat sebanyak 1% dari bobot badan sebagai pakan penguat. Artinya pada 1 kandang dengan jumlah kambing 25 – 50 ekor dan bobot badan rata – rata 25 kg, peternak harus menyediakan hijauan sekitar 75 – 125 kg setiap hari.
Ia mengakui upaya pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan melalui fermentasi telah disosialisasikan kepada Kelompok Ternak Sami Mupu Desa Wanagiri. Pakan dari olahan kulit kopi dapat menjadi pakan alternatif saat peternak mengahadapi keterbatasan pakan hijauan. Begitu pula pada saat ada upacara keagamaan peternak menghadapi masalah berkaitan dengan penyediaan pakan hijauan untuk ternaknya karena waktu yang terbatas dan pada musim hujan dapat menghambat peternak untuk mencari hijauan pakan menyebabkan hijauan yang didapatkan terbatas, hijauan menjadi basah dan kandungan airnya tinggi.
“Hal ini tentu merugikan peternak karena kambing akan kekurangan pakan akibat persediaan terbatas dan hijauan yang basah bila dimakan oleh kambing akan menyebabkan kembung perut” ujar Mardewi. (Ist)