Denpasar, Spotbalinews.com–
Menjelang Hari Raya Nyepi Caka 1945 dan Bulan Ramadan 1444 Hijriah, TPID Provinsi Bali
melaksanakan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Bali pada 20 Maret 2023. HLM dipimpin oleh Wakil Gubernur Bali dan dihadiri oleh Bupati/Wali Kota se-Bali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala BPS Provinsi Bali, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Bali, serta OPD terkait. HLM dilaksanakan di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan HLM dilaksanakan
sebagai upaya menjaga inflasi yang rendah dan stabil menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional
(HKBN) utamanya Nyepi, Bulan Ramadan dan Idul Fitri. Melihat data inflasi pada Februari 2023, inflasi
bersumber dari beras dan bahan bakar rumah tangga. Sementara, penurunan harga canang sari dan daging ayam ras menahan tekanan inflasi lebih tinggi.
Tjok Oka menyampaikan bahwa TPID seluruh Bali harus semakin intensif melaksanakan
kegiatan pengendalian inflasi, diantaranya operasi pasar, serta sidak ke pasar untuk memastikan
harga-harga tetap stabil. Lebih lanjut, langkah pengendalian inflasi harus dilaksanakan menjelang
HBKN mengingat menjaga inflasi di tingkat yang rendah dan stabil merupakan hal penting guna
menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi. Ke depan, komitmen TPID Bali perlu
ditingkatkan mengingat tantangan yang semakin berat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyampaikan bahwa
terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai menjelang HBKN, seperti cabai rawit merah,
daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan tepung terigu. Untuk menjaga stabilitas harga jelang
HBKN, Trisno menyampaikan beberapa rekomendasi, diantaranya pelaksanaan operasi pasar serentak dan berkelanjutan, optimalisasi Belanja Tidak Terduga (BTT), peningkatan kerja sama antar daerah (KAD), publikasi harga dan stok kepada masyarakat, serta subsidi ongkos angkut. Lebih lanjut, peran Perumda Pangan juga perlu diperkuat di masing-masing kota/kabupaten guna memperluas distribusi bahan pangan di Provinsi Bali.
Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, menyampaikan bahwa inflasi erat kaitannya dengan
kehidupan masyarakat sehari-hari. Hanif menyampaikan terdapat beberapa fenomena yang
memengaruhi harga hingga bulan Maret 2023, diantaranya adalah panen raya, curah hujan,
kenaikan harga BBM, turunnya harga avtur, kenaikan suku bunga BI, serta kenaikan tarif cukai rokok.
Lebih lanjut, Hanif menyampaikan bahwa apabila berkaca dari historis, pada bulan Maret 2023
diprediksi akan terjadi peningkatan inflasi.
Saat ini, BPS melakukan survei secara terbatas melalui Indikator Perubahan Harga (IPH) untuk
kabupaten non-IHK (Indeks Harga Konsumen). Hal ini guna melihat perkembangan harga yang
terjadi di beberapa kota tersebut. Kabupaten non-IHK diharapkan dapat memanfaatkan data IPH
tersebut sebagai referensi pengendalian inflasi.
Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali Budi Cahyanto menyampaikan bahwa stok beras hingga
saat ini masih berada di posisi aman. Namun, ke depan, kerja sama dengan berbagai pihak, seperti
Perumda diharapkan perlu ditingkatkan. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan stok beras agar tetap stabil.
Budi menyampaikan Perumda Bali perlu terus melakukan penyerapan beras premium
sebagai alternatif penyediaan beras premium di masyarakat. Di samping itu, beras medium SPHP Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) terus didistribusikan antara lain melalui pasar murah, TPK di pasar tradisional, serta retail modern. (rls)