BI Bali Catat Jumlah Uang yang Diedarkan pada Triwulan I 2022 Sebesar Rp 1.524 Miliar

Denpasar (Spotbalinews) –
Fungsi sirkulasi uang tunai adalah fungsi klasik dari Bank Sentral. Meskipun teknologi dan sistem pembayaran semakin canggih, namun kebutuhan masyarakat akan uang tunai juga masih mendominasi. Bank Indonesia mencatat jumlah uang yang diedarkan berdasarkan data outflow pada Triwulan I 2022 di wilayah Bali sebesar Rp. 1.524 miliar atau rata-rata setiap bulannya sebesar Rp. 508 miliar. Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho, didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, Kepala Divisi Implementasi SP, PUR & MI KPwBI Bali sekaligus sebagai narasumber, Agus Sistyo Widjajati, pada acara Capacity Building Media Edisi April, Kamis (21/04/2022), bertempat di Big Garden Corner, Jl Bypass Ngurah Rai, Denpasar.

Lanjut Trisno, tujuan capacity building kali ini adalah untuk memberikan pemahaman bersama mengenai digitalisasi pengelolaan uang rupiah. “Tema mengenai pengelolaan uang rupiah sebagai materi capacity building media kali ini menurut kami sangat cocok dengan momentum menjelang Idul Fitri 2022 dimana kebutuhan akan uang untuk transaksi di masyarakat sangat tinggi termasuk me-refresh kembali kepada rekan-rekan media mengenai Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah,” jelasnya.

Kata Trisno, kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022 yang diproyeksikan sebesar Rp 1.915 miliar atau meningkat sebesar Rp1.407 miliar atau sebesar 277% bila dibandingkan dengan rata-rata perbulan pada Triwulan I 2022.

“Peningkatan permintaan uang di masyarakat tersebut tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah bagi pelaku perjalanan dalam negeri yang tidak memerlukan tes rapid antigen bagi yang sudah memiliki vaksin dosis ketiga (booster) serta kebijakan bagi pelaku perjalanan luar negeri yang hanya wajib melakukan tes PCR sebelum keberangkatan dan bebas karantina,” katanya. Kebijakan ini berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan dan aktivitas ekonomi di provinsi Bali.

Untuk memenuhi peningkatan permintaan uang Rupiah tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp. 4.900 miliar atau 4 kali lebih besar dari kebutuhan.  
Dalam rangka peningkatan operasional layanan kas, Bank Indonesia terus melakukan penyempurnaan untuk memperkuat kebijakan pengelolaan uang Rupiah melalui pengembangan infrastruktur yang memadai dan berbasis teknologi. Tujuan dari penguatan kebijakan ini adalah untuk menjaga kualitas uang yang beredar, menurunnya rasio temuan uang palsu, efisiensi distribusi uang, pemenuhan uang masyarakat berbasis spasial, dan digitalisasi pemrosesan uang Rupiah.

Kebijakan Bank Indonesia dalam memperkuat pengelolaan uang sudah diimplementasikan dari tahap perencanaan hingga pemusnahan. Perencanaan dilakukan melalui digitalisasi penghitungan estimasi kebutuhan uang dan current design e-catalogue. Pada proses pencetakan, Bank Indonesia saat ini juga telah mengadopsi perkembangan teknologi dalam security feature/unsur pengaman uang sehingga lebih sulit untuk dipalsukan.

Pada proses pengedaran, digitalisasi telah dilakukan melalui implementasi Enterprise Resource Plan (ERP) serta barcode scanning sehingga peta sebaran uang dapat terpantau. Untuk mendukung proses distribusi, KPw Bali saat ini sedang tahap pembangunan racking system yang akan mengotomasi proses penyimpanan karena ditunjang aplikasi warehouse management system (WMS). Proses pengedaran uang dari Bank Indonesia kepada perbankan kini sudah semakin cepat melalui pengembangan aplikasi transaksi core banking system (CBS) dan pengembangan Bank Indonesia Sistem Informasi Layanan Kas (BIISILK). Untuk mempermudah peredaran uang kepada masyarakat, BI telah meluncurkan aplikasi penukaran BI PINTAR yang saat ini digunakan dalam rangka pemesanan penukaran uang Rupiah.

Selain itu, untuk meningkatkan masa edar Rupiah dan menjaga kualitas Rupiah yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia mengembangkan aplikasi edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah yaitu  ARupiah yang sudah di launching pada 15 November tahun 2021. ARupiah adalah Media edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang menghadirkan edukasi interaktif, user experience, dan fun game, melalui pemanfaatan teknologi extended reality, geo location, gamification, dan reward yang dapat digunakan masyarakat luas khususnya generasi milenial dan Gen Z.

“Kami berharap agar capacity building ini dapat bermanfaat bagi kita bersama untuk meningkatkan pemahaman terkait pengelolaan uang rupiah. Di samping itu, mari kita kawal kondisi Covid-19 dengan terus disiplin terhadap protokol kesehatan dan meneruskan vaksinasi demi Bali Bangkit,” tandas Trisno. (aya)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.