Denpasar (Spotbalinews) –
Memburuknya aktivitas ekonomi dan dunia usaha selama Pandemi akhirnya berimbas pada sektor keuangan. Baik Perbankan dan perusahaan pembiayaan berpotensi mengalami persoalan likuiditas dan insolvency.
Terdampaknya perbankan dan perusahaan pembiayaan berdampak juga pada industri penjaminan salah satunya Jamkrida Bali.Meskipun demikian Jamkrida Bali mampu menorehkan kinerja positif dengan pencapaian laba komprehensif tahun buku 2020 sebesar Rp2,6 Miliar serta pertumbuhan aset menjadi Rp300 Miliar.
Jumlah tersebut diperoleh dari sinergi yang baik antara Jamkrida Bali dengan stakeholder serta strategi diterapkan manajemen sampai saat ini ,itu disampaikan Direktur Utama Jamkrida Bali, I Ketut Widiana Karya,Rabu,(3/3) di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020 di ruang Wiswa Sabha Pratama, Kantor Gubernur Provinsi Bali, Renon, Denpasar.
“Jamkrida Bali telah bekerja sama dengan 675 partner usaha terdiri dari 53 BPD Bali (Pusat, Cabang dan Capem), 1 bank umum, 110 BPR, 199 Koperasi, 276 LPD, 32 BUMDes, 3 Modal Ventura (Pusat dan Cabang) dan LPDB,” jelasnya.
Jumlah terjamin Jamkrida Bali di tahun 2020 saja mencapai 65.080 terjamin dengan plafon kredit sebesar Rp3,16 Triliun.Sedangkan sejak berdirinya Jamkrida Bali telah menjamin 306.176 Terjamin dengan plafon kredit sebesar Rp15,88 Triliun,” jelasnya.
“Dari total penjaminan tersebut, Jamkrida Bali menjamin sektor produktif seperti perdagangan, Surety Bond, dan Kontra Bank Garansi serta menjamin sektor non produktif,” ucapnya.
Menjawab komitmen dan kepercayaan yang telah diberikan pemegang saham, ditengah masa pandemi Covid-19.Jamkrida Bali mampu berkontribusi terhadap PAD melalui pembagian dividen sebesar Rp831,37 Juta serta mendukung program pemerintah dalam percepatan pembangunan nasional dengan pemberian penjaminan kepada pelaku usaha atau UMKM.
“Di tahun ke-sepuluh berdirinya Jamkrida Bali, dengan kondisi pandemi yang melanda dunia dan Bali pada khususnya Jamkrida Bali mampu membukukan laba yang positif, ini tidak lepas dari peran kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,” katanya.
Selanjutnya, Direktur Jamkrida Bali, I Ketut Indra Satya Dharma Putra menuturkan bahwa dalam menjaga performa perusahaan di tahun 2021 Jamkrida Bali menargetkan plafon penjaminan sebesar Rp3,2 Triliun yang terdiri dari penjaminan kredit sebesar Rp2,8 Triliun dan Rp451 M pada bagian penjaminan non kredit dengan tetap mempertahankan sektor produktif.
“Seiring dengan capaian positif Jamkrida Bali di tahun 2020, Dewa Made Indra selaku Komisaris Utama Jamkrida/Sekda Provinsi Bali, mengajak para pemegang saham dapat memberikan dukungan lebih maksimal berupa tambahan penyertaan modal untuk meningkatkan nilai penjaminan yang lebih besar,” paparnya.
Dukungan tersebut sangat diperlukan karena Jamkrida Bali telah berkomitmen menyukseskan program pemerintah Provinsi Bali dan Pememerintah Kabupaten/Kota untuk mengatasi kendala dalam pemenuhan modal bagi UMKM yang usahanya layak namun kesulitan mengakses kredit karena keterbatasan agunan (jaminan fisik atau collateral).Sembari Dirinya menambahkan, agar para karyawan Jamkrida Bali tetap semangat dalam mengemban visi dan misi perusahaan di tengah pandemi ini pungkasnya.( Yes)