Hadiri Simakrama BMPD Bali, Cok Ace : Pencegahan Penularan Covid-19 dan Penanganannya Menjadi Kunci Pemulihan Perekonomian Bali di Bidang Pariwisata

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat simakrama bersama Ketua BMPD Provinsi Bali yang juga Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho, di The Royal Pitamaha Ubud, Gianyar, Sabtu (5/12).

Denpasar (Spotbalinews) –

Meningkatnya jumlah pengangguran di Bali yang di akibatkan oleh mewabahnya pandemi Covid-19 mencapai 5,6% dari jumlah penduduk 4,2 juta jiwa, persentase peningkatan terjadi sekitar 4,4% dari sebelumnya 1,2% pengangguran di Bali. Sebagaimana kita ketahui bersama, dunia saat ini sedang menghadapi masa yang sangat sulit. Pandemi COVID-19 menyebar sangat cepat di hampir seluruh negara di dunia. Indonesia, terutama Bali, juga tak luput dari penyebaran virus ini. Bali terus berupaya untuk menanggulangi pandemi ini dengan dukungan berbagai pihak, Pemerintah, industri pariwisata, termasuk masyarakat.

Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata, sebelum COVID-19 sektor pariwisata menyumbang sampai 53% terhadap perekonomian Bali. Pengaruh pandemi saat ini di pulau dewata jauh lebih signifikan dibandingkan bom Bali dan meletusnya Gunung Agung. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat simakrama bersama Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Bali, di The Royal Pitamaha Ubud, Gianyar, Sabtu (5/12).

Dengan mengangkat tema “Outlook Ekonomi Bali 2021” kegiatan ini sebagai bentuk rancangan pemulihan perekonomian Bali pasca pandemi nanti.

Ditambahkan Cok Ace untuk memulihkan pariwisata Bali Pemerintah Provinsi Bali bekerjasama dengan stakeholder terkait melakukan beberapa hal antaranya :
a. Melaksanakan penanganan COVID-19 dengan semakin baik, mengingat sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat bagi wisatawan Nusantara.

b. melaksanakan program We Love Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal.

c. Mempersiapkan pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan, dengan melaksanakan verifikasi fasilitas dan daya tarik wisata.

d. Dalam masa Pandemi COVID-19, di mana kita belum mengetahui dengan jelas saja akan membuka negara mana perbatasan mereka atau apakah negara mereka mampu menanggulangi kasus positif COVID-19 dengan baik, maka target wisatawan yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah wisatawan domestik terlebih dahulu. Karena daya pemulihan wisatawan domestik jauh lebih cepat daripada wisatawan manca negara.

e. Program hot deallpaket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai penerbangan seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan aktivitas minat wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau, tentu akan membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali.

f. Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, menginap dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama tidak lebih dari 5 hari.

Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan verifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment) dibantu oleh industri pariwisata. Protokol kesehatan CHSE tersebut wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan publik dengan menekankan pada faktor Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan memperhatikan lingkungan. Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari resiko terjangkit COVID-19 selama berada di Bali. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan di semua sektor, harus menjadi fokus kita bersama. Untuk memperkirakan kondisi perekonomian tahun 2021, kita perlu memperhatikan pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali dan khusus untuk Bali kita perlu pula memperhatikan pola pemulihan pariwisata.

Berbagai upaya pengendalian timbulnya kasus baru dan peningkatan kesembuhan serta pengendalian angka kematian terus dilakukan Tim Satgas Penanganan Covid-19 di seluruh Bali. Secara perlahan penerapan melakukan aktivitas dan berbagai upaya dalam rangka pemulihan perekonomian demi keberlangsungan kehidupan masyarakat juga sudah dilakukan atas kesepakatan Gubernur Bali bersama Bupati/Walikota Se-Bali, untuk melaksanakan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman COVID-19 secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru.

Ketua BMPD Provinsi Bali yang juga Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho secara tegas mengatakan pihaknya akan turut serta membantu pemerintah dalam hal pemulihan perekonomian salah satunya dengan mempromosikan kesiapan Bali dalam menyambut kedatangan wisatawan nusantara sehingga perputaran ekonomi khususnya perputaran uang di Bali akan kembali normal.

Untuk ke depan terdapat 4 (empat) program pembangunan infrastruktur yang difokuskan di Bali, yakni melanjutkan pembangunan shortcut di Singaraja, pembangunan jalan tol sepanjang 95 Km rute Denpasar-Jembrana dengan anggaran 14 trilyun yang di targetkan rampung pada tahun 2024, pembangunan pelabuhan segitiga emas yakni Sanur (di pantai matahari terbit) – Nusa Penida (Sampalan) – Nusa Lembongan (pelabuhan bias muncul) dengan anggaran 450 milyar dan pembangunan kawasan suci pura Besakih. (Rls)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.