
Mangupura, Spotbalinews.com —
Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), sebuah lembaga di bawah Kementerian Tranportasi Malaysia, hari ini melakukan Demonstrasi Anti-lock Braking System (ABS) Sepeda Motor bersamaan dengan Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54 yang diadakan di Bali.
“MIROS sebagai Pusat Keselamatan Jalan ASEAN telah menyelenggarakan demonstrasi bekerja sama dengan mitra keamanan kendaraannya yang terdiri dari Kemitraan Sepeda Motor ABS, Global NCAP, dan Kemitraan Stop The Crash,” ujar Director General Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), Dr. Khairil Anwar Bin Abu Kassim, pada acara Demonstrasi Anti-lock Braking System (ABS) Sepeda Motor bersamaan dengan Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54, di Hotel Westin, Nusa Dua, Sabtu (15/10/2022).
Lanjutnya, tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk menunjukkan kepada para pimpinan ASEAN STOM tentang manfaat dan efektivitas teknologi anti-lock braking system untuk menghindari kecelakaan serta meminimalkan cedera serius jika terjadi kecelakaan.

Menurut Global Status Report on Road Safety yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, hampir 1,35 juta jiwa hilang setiap tahun karena kecelakaan jalan di seluruh dunia. Di ASEAN, hampir setengah dari kematian di jalan terkait dengan penggunaan sepeda motor. Oleh karena itu, intervensi khusus terhadap sepeda motor sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasi tantangan keselamatan sepeda motor ini Efektivitas Sepeda Motor ABS .
Katanya, pasar sepeda motor di ASEAN masih terus berkembang, sepeda motor berkapasitas kecil (di bawah 250cc) mendominasi pasar. “Meskipun dianggap rentan, sepeda motor tetap menjadi moda transportasi paling populer karena harga, penghematan bahan bakar, dan keunggulan ukurannya. Terlepas dari popularitasnya, pengendara sepeda motor rentan karena kurangnya perlindungan dibandingkan dengan penumpang mobil,” jelasnya.
Berdasarkan kurangnya perlindungan ini, sangat penting untuk memfokuskan semua upaya pada teknologi penghindaran kecelakaan untuk meningkatkan keselamatan pengendara sepeda motor. ABS sepeda motor adalah salah satu teknologi keselamatan sepeda motor paling efektif yang tersedia hingga saat ini.

Sementara itu menurut Directur General Mobility and Transport European Commission, Henrik Hololei, penelitian telah menunjukkan bahwa sepeda motor yang dilengkapi dengan teknologi tersebut mampu mengurangi 26-33% kejadian kecelakaan mengurangi lebih dari 30% kematian, dan 20% cedera pengendara.
Hingga saat ini, Pengguna Pasifik seperti India, Jepan ASEAN yang mewajibkan sepeda motor telah diwajibkan di beberapa negara di kawasan Asia 9, Australia, dan Selandia BarueSaat ini, baru Thailand dan Malaysia negara €peda motor ABS demi mempercepat penyerapan teknologi ini. Thailand telah mengambil langkahberani dengan mengumumkan kewajiban penggunaan ABS sepeda motor-mulai tahun 2024, dan Malaysia baru-baru ini mengumumkan bahwa pemasangan ABS wajib akan dimulai pada tahun 2025 untuk sepeda motor 250 CC ke atas.
“Meskipun efektif, penetrasi teknologi di ASEAN masih rendah,” katanya. Proporsi sepeda motor baru yang dijual diASEAN ang dilengkapi dengan ABS diperkirakan bervariasi antara 1-5% dan mayoritas dipasang pada sepeda motor bermesin besar 250cc ke atas. Hal ini sangat disayangkan karena Sepeda motor berkapasitas mesin kecil di bawah 250cc adalah paling populer di kawasan ini dan mendominasi pasar di sebagian besar negara ASEAN.
Namun demikian, melalui studi terbaru, MIROS dan mitranya menemukan bahwa ada permintaan konsumen yang besar untuk sepeda motor ABS di ASEAN. Survei menunjukkan bahwa 75% responden percaya bahwa semua sepeda motor harus dilengkapi dengan ABS. Selain itu, hampir 80% responden mendukung peraturan ABS sepeda motor yang akan diperkenalkan di seluruh ASEAN, dengan sebagian besar mendukung peraturan tersebut segera diterapkan atau dalam lima tahun ke depan.

Proyeksi Jumiah Nyawa yang Diselamatkan
Negara-negara Anggota ASEAN pada tahun 2020 dan berupaya untuk lebih mengurangi perkiraan tingkat kematian di jalan raya di ASEAN pada tahun 2030. (TimSBN)