Meski Pandemi, LPD Kedonganan tetap Berbagi Beras dan Daging saat Galungan dan Kuningan

Bandesa Adat Kedonganan sekaligus Manggala Badan Pengawas LPD Kedonganan Dr. Wayan Merta (paling kiri), Kepala LPD Kedonganan I Ketut Madra (nomor dua dari kiri), Sekretaris Sabha Desa Adat Kedonganan Putu Suwendra (dua dari kanan)
Badan Pengawas LPD Desa Adat Kedonganan Kadek Suparta (paling kanan)

Mangupura (Spotbalinews) –

Meski setahun lebih Pandemi Covid-19 berlangsung, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan tetap dapat berbagi daging dan beras menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Saat banyak LPD tempat lain tidak dapat bergerak, LPD Kedonganan mampu memberikan 10 ton lebih daging babi dan ayam. Begitu juga 29 ton beras kepada kerama desa adat dan nasabah.

Sebagai lembaga melakukan usaha di sektor keuangan, lembaga keuangan milik Desa Adat ini dikatakan memang tidak berorientasi pada keuntungan perusahaan semata, melainkan condong pada kemanfaatan.

“Jadi konsep LPD ini lebih condong pada labda atau kemanfaatannya, bukan profitnya tapi benefitnya dalam menopang kehidupan adat budaya agama masyarakatnya,” sebut Wayan Merta, Bendesa Adat Kedonganan pada Senin (12/4)

Wayan Merta juga mengatakan pencapaian LPD Desa Adat Kedonganan tidak hanya lantaran jiwa tanggung jawab sosialnya kepada nasabah dan krama, baik krama wed (asli) maupun krama tamiu (pendatang), namun juga diakui tanggung jawab spiritual segenap pengurusnya dari dahulu.

“Para pengurus LPD ini saat itu meupasaksi (berjanji, red) di Pura Dalem, apa isinya, kita tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia, tapi juga kepada beliau, sehingga membuat kami tidak berani macem-macem,” ungkapnya.

“Itu yang mensupport kita luar biasa, sehingga sesidan-sidan (sebisa mungkin), biar bagaimanapun berusaha agar bisa tetap survive,” tandasnya.

Kepala LPD Desa Adat Kedonganan, I Ketut Madra saat ditemui di sela-sela pembagian daging dan beras mengatakan tidak ingin desa adat termarjinalisasi. Dan budaya selalu dikatakan menghabiskan dana.

“Bagaimana ke depan nasib adat dan budaya kita menjadi motivasi saya bersama Jro Bendesa, dan prajuru lainnya membangun LPD. Tidak ingin adat ini termarjinalisasi, dan budaya selalu dikatakan menghabiskan dana, tapi dari LPD ini dapat membiayainya,” ujar I Ketut Madra.

“Hanya dengan LPD, Adat dan Budaya Bali ini akan kuat, itu yang saya yakini dan memotivasi. Tidak ada lembaga keuangan lain yang mampu seperti LPD. Mau tidak mau LPD ini harus dikuatkan, LPD harus berhasil,” imbuhnya.

Dengan komitmen tersebut, tak heran masyarakat pun sepenuh hati mendukung, salah satunya tidak menarik dana di LPD untuk keperluan yang dirasa tidak terlalu penting di tengah pandemi ini. Hal tersebut sangat mendukung kondusifitas perputaran dana dikelola LPD.

Mengingat, sebagian besar usaha ekonomi kramanya di sektor atau berkaitan erat dengan sektor pariwisata yang terpuruk dan berdampak sangat luas, sehingga LPD harus memberikan keringanan bagi krama nasabahnya yang usahanya terdampak.

“Krama kita hanya menarik dana jika ada keperluan yang benar-benar penting saat Pandemi ini. Bahkan mereka bilang ‘ampure’ saat terpaksa menarik dana. Kalau di bank, orang kalau mau tarik dana mereka tidak peduli bagaimana kondisi bank,” sebutnya.

Perlu diketahui, pembagian daging ini untuk nasabah dan krama sendiri merupakan kegiatan rutin LPD Desa Adat Kedonganan serangkaian menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan setiap 6 bulan sekali ini untuk melestarikan tradisi “mepatung” di Desa Adat Kedonganan. 

Terdiri dari voucher senilai Rp 150 ribu Daging, Beras 10 Kg, bagi krama yang memiliki saldo simpanan berjangka sebesar Rp. 200 Juta sampai dengan kurang dari Rp 300 Juta.

Voucher senilai Rp 200 Ribu Daging, Beras 10 Kg, sedangkan bagi krama yang memiliki saldo simpanan berjangka sebesar Rp. 300 Juta sampai dengan kurang dari 500 Juta.

Dan voucher senilai Rp 250 Ribu Daging, Beras 10 Kg, bagi krama yang memiliki saldo simpanan berjangka sebesar Rp. 500 Juta ke atas dimana saldo tersebut wajib mengendap minimal 1 tahun.

Sedangkan bagi krama tamiu yang memiliki pengendapan tabungan sebesar di atas Rp. 10 Juta dan deposito di atas Rp 50 Juta diberikan daging 3,5 Kg dan beras 10 kg. Total krama tamiu yang mendapatkan manfaat tersebut sebanyak 1.405 krama.

Adapun jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembagian ini sebesar Rp. 677 Juta lebih dengan total daging babi dan ayam sebanyak 10 Ton lebih dan 29 Ton beras yang bersumber dari program menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. (Rls)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.